Intisari-online.com - Sultan Agung adalah salah satu raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam.
Dia berhasil mempersatukan tanah Jawa dan menghadapi ancaman VOC di Batavia.
Namun, di balik kejayaan dan kesaktiannya, ada kisah cinta mistis yang jarang diketahui orang.
Sultan Agung disebut menikah dengan Ratu Kidul, penguasa samudra selatan yang memiliki pasukan gaib.
Menurut cerita rakyat, Sultan Agung menikah dengan Ratu Kidul ketika ia sedang bermeditasi di pantai Parangkusumo.
Ratu Kidul muncul dari laut dan terpesona oleh ketampanan dan kewibawaan Sultan Agung.
Ia pun mengajak Sultan Agung untuk datang ke istananya di dasar laut.
Sultan Agung setuju dengan syarat Ratu Kidul mau membantunya memperkuat Kerajaan Mataram Islam.
Pernikahan ini bersifat politis untuk Kerajaan Mataram Islam.
Dari pernikahannya itu, Sultan Agung mendapatkan kekuatan pasukan gaib.
Semua makhluk halus yang berada di bawah kekuasaan Ratu Kidul di seluruh Jawa, tunduk pada perintah Sultan Agung.
Baca Juga: Kisah Paku Buwono II, Pencipta Mataram Islam Surakarta dan Pahlawan Perang Jawa
Pasukan gaib ini bisa menyamar sebagai manusia atau binatang dan mengacaukan musuh dengan cara-cara yang tidak biasa.
Pasukan gaib ini memiliki peran penting dalam menghancurkan Madura, Surabaya, dan melawan VOC.
Namun, pernikahan ini juga memiliki konsekuensi bagi Sultan Agung.
Ia harus meninggalkan istri pertamanya, Ratu Mas Adi Dyah Banowati, yang merupakan putri dari Sultan Hadiwijaya dari Pajang.
Kemudian juga harus menjaga kerahasiaan hubungannya dengan Ratu Kidul dari rakyatnya.
Ia hanya bisa bertemu dengan Ratu Kidul di pantai Parangkusumo atau di istana bawah lautnya.
Untuk mengenang peristiwa ini, Sultan Agung membuat tarian bedhaya yang mengisahkan cinta Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Tarian ini menjadi tradisi wajib saat penobatan raja baru di wilayah Mataram Yogyakarta maupun Surakarta.
Kisah cinta mistis antara Sultan Agung dan Ratu Kidul menunjukkan bahwa Kerajaan Mataram Islam tidak hanya mengandalkan kekuatan militer dan politik, tetapi juga kekuatan spiritual dan gaib.
Kisah ini juga menunjukkan bahwa cinta bisa melampaui batas-batas alam dan waktu.
Sultan Agung dan Ratu Kidul tidak hanya berbagi cinta, tetapi juga nasib.
Baca Juga: Kekuasaan Mataram Islam Surut di Masa Amangkurat I karena Kezalimannya?
Sultan Agung meninggal pada tahun 1645 dengan hati yang sedih dan kecewa.
Ratu Kidul juga memiliki kisah tragis di balik kecantikan dan kesaktiannya.
Menurut salah satu versi cerita rakyat, Ratu Kidul adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Sunda.
Ia bernama Nyi Rara Kidul dan sangat dicintai oleh ayahnya.
Namun, ia menderita penyakit kulit yang membuatnya berbau busuk dan ditolak oleh masyarakat.
Dia pun melarikan diri ke laut dan berubah menjadi makhluk cantik dan sakti.
Kisah lain menyebutkan bahwa Ratu Kidul adalah putri dari Prabu Anglingdarma, raja Kerajaan Banyumas.
Beliau bernama Dewi Kadita dan sangat cantik dan bijaksana. Namun, ia dikutuk oleh seorang pendeta yang iri karena ditolak cintanya.
Dia pun menderita penyakit kulit yang membuatnya berbau busuk dan ditolak oleh masyarakat. Ia pun melarikan diri ke laut dan berubah menjadi makhluk cantik dan sakti.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa Sultan Agung dan Ratu Kidul memiliki kesamaan dalam hal penderitaan dan perjuangan.
Mereka juga memiliki kesamaan dalam hal cita-cita untuk memperkuat Kerajaan Mataram Islam.
Ia adalah pasangan yang sepadan dan saling melengkapi.
Namun, kisah cinta mistis mereka juga menimbulkan pertanyaan dan kontroversi.
Apakah mereka benar-benar menikah secara sah atau hanya berselingkuh? Apakah mereka benar-benar mencintai satu sama lain atau hanya memanfaatkan satu sama lain?