Ia juga bisa berubah wujud menjadi apa saja sesuai keinginannya. Juru Taman kemudian menjadi abdi dalem setia Sultan Agung dan menjaga keraton Mataram dari gangguan musuh maupun makhluk gaib.
Salah satu kisah menarik tentang Sultan Agung dan Juru Taman adalah ketika Sultan Agung bermaksud akan pergi ke Banten, jajahannya yang belum takluk. Ia ingin melihat dari dekat wilayah bakal medan perangnya itu.
Namun, sebelum berangkat, ia memerintahkan Juru Taman untuk menghilangkan singgasana kerajaan agar tidak dicuri oleh musuh.
Juru Taman pun menuruti perintah Sultan Agung dan mengubah singgasana menjadi seekor burung pipit.
Ketika Sultan Agung kembali dari Banten, ia terkejut melihat singgasana kerajaan sudah tidak ada di tempatnya.
Ia lalu bertanya kepada Juru Taman tentang keberadaan singgasana tersebut. Juru Taman menjawab bahwa ia telah mengubah singgasana menjadi burung pipit dan melepaskannya di hutan Krapyak.
Sultan Agung marah besar dan menyuruh Juru Taman untuk segera mengembalikan singgasana ke bentuk semula.
Juru Taman pun bergegas ke hutan Krapyak untuk mencari burung pipit yang merupakan singgasana kerajaan.
Namun, ia mendapati bahwa di hutan itu ada banyak sekali burung pipit yang serupa. Ia tidak bisa membedakan mana burung pipit yang asli dan mana yang palsu. Ia lalu meminta bantuan kepada para makhluk gaib yang tinggal di Hutan Krapyak.
Juru Taman pun bergegas ke hutan Krapyak untuk mencari burung pipit yang merupakan singgasana kerajaan.
Namun, ia mendapati bahwa di hutan itu ada banyak sekali burung pipit yang serupa. Ia tidak bisa membedakan mana burung pipit yang asli dan mana yang palsu.
Baca Juga: Ratu Kulon dan Ratu Wetan: Dua Ibu dari Penerus Tahta Mataram yang Berbeda Nasib
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR