Sehingga, dia pun kurang memperhatikan kesehatannya.
Padahal, saat itu dirinya sudah memiliki gangguan jantung.
Maka, dokter tidak membolehkan ibu Tien Soeharto berjalan terlalu jauh dan lama.
Namun, selama di Taman Buah Mekarsari, hal itu dilanggar ibu Tien Soeharto.
Saat Presiden Soeharto kembali ke rumah, dan bertemu sang istri pada sore harinya, menurut Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.
Meski demikian, kala itu, Ibu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.
Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB.
"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Saat itu, sang Ibu Negara, Tien Soeharto terlihat sulit bernapas.
"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen,"
"Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD."
"Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.
Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Ibu Tien pun dilakukan oleh tim dokter.
Meskipun, pada akhirnya Ibu Tien wafat.
"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," pungkas Jenderal Sutanto.
Baca Juga: Menurut Pendapat Kalian, Mengapa Terdapat Bias Sejarah? Yuk Simak!
Penulis | : | Ervananto Ekadilla |
Editor | : | Ervananto Ekadilla |
KOMENTAR