Sindir Rezim Soeharto, Karya Seni Indonesia Ini Bernasib Sama dengan Kanye West, Dituding Antisemitisme?

Ade S

Editor

Baliho 'People's Justice' karya kelompok seniman Indonesia Taring Padi yang dianggap menggambarkan antisemitisme. Hal yang juga tengah mendera Kanye West.
Baliho 'People's Justice' karya kelompok seniman Indonesia Taring Padi yang dianggap menggambarkan antisemitisme. Hal yang juga tengah mendera Kanye West.

Intisari-Online.com -Sebelum Kanye West jadi sorotan dunia usai dituding bikin cuitan antisemitisme, ternyatakelompok seniman Indonesia sempat alami hal serupa.

Peristiwa tak mengenakan yang terjadi di Jerman tersebut ternyata terjadi beberapa bulan sebelum Kanye West tersandung kasus yang antisemitisme juga.

Lalu, jika Kanye West diputus oleh berbagai perusahaan ternama dunia, apa yang terjadi pada Taring Padi usai dituding membuat karya seni bermuatan antisemitisme tersebut?

Seperti diketahui, Kanye West menjadi perbincangan dunia usai adidas memutuskan kerja sama dengan sang rapper.

Perusahaan perlengkapan olahraga ternama tersebut mengaku tidak menoleransi segala bgentuk ujaran kebencian, khususnya antisemitisme.

"Setelah peninjauan menyeluruh, perusahaan telah mengambil keputusan untuk segera mengakhiri kemitraan dengan Ye," jelas perusahaan tersebut seperti dilansirkompas.com,Rabu (26/10/2022).

Perusahaan asal Jerman tersebut pada akhirnya memilih untuk bersiap menghadapi potensi kerugian 390 juta dollar, dibanding terus bekerja sama dengan Kanye West.

Kerugian tersebut berasal dari produk bermerek Yeezy yang merupakan hasil kerjasama Kanye-Adidas.

SebelumAdidas, beberapa perusahaan besar lain turut menyatakan telah menghentikan kerja sama mereka dengan Kanye West.

Mereka antara lain adalah rumah mode Perancis Balenciaga, majalah mode dunia Vogue, raksasa perbankan Amerika Serikat JP Morgan Chase, hingga agensi Hollywood Creative Artists Agency (CAA).

Padahal Kanye terkenal memiliki hubungan yang sangat dekat dengan para petinggi dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Hal tersebut terjadi usai pria yang mengganti namanya menjadi Ye tersebut membuat cuitan yang bernada antisemitisme.

Taring Padi tersandung di Jerman

Isu antisemitisme juga ternyata pernah menerpa kelompok seniman Indonesia baru-baru ini ketika mereka memamerkan karya seninya di Jerman.

Kelompok seniman yang menamai dirinya Taring Padi harus pasrah melihat karya seni mereka dicopot dari pameran seni internasional documenta fifteen di Kassel, Jerman, akhir Juni 2022.

Karya seni yang dimaksud, yang kemudian menjadi kontroversi dalam pameran seni tersebut, diberi judul "People's Justice".

Adalah Kedutaan Besar Israel di Jerman yang pertama kali menyerukan penurunan baliho"People's Justice" karena dinilai mencermikan antisemitisme, alih-alih kebebasan berekspresi.

Sebenarnya pihak Jerman sendiri pada awalnya tidak setuju dengan protes yang dilontarkan oleh Kedubes Israel tersebut.

Namun, pada akhirnya melalui Menteri Kebudayaanya, Claudia Roth, Jerman memutuskan untuk menurunkan baliho"People's Justice" dan menyebut bahwa antisemitisme tidak seharusnya mendapat tempat apa pun, termasuk dalam bidang seni.

Pihak Documenta15 sendiri memang telah menjadi sorotan sejak Januari karena diduga telah mendukung aksi boikot terhadap Israel.

Lalu, apa sebenarnya makna dari"People's Justice" menurut para pembuatnya?

Dalam pernyataan resmi yang disiarkan di situs resminya, taringpadi.com, Taring Padi menganggap baliho berukuran 8x12 meter tersebut dibuat pada 2002 di Yogyakarta.

"People's Justice" dibuat untuk menggambarkan perjuangan hidup di masa pemerintahan presiden Soeharto.

"...dimana kekerasan, eksploitasi dan sensor adalah kenyataan sehari-hari," tulis keterangan tersebut.

Mereka ingin menggambarkan bagaimana di masa kekuasaan"The Smiling General" terjadi berbagai ketidakadilan, termasuk genosida 1965.

"...dimana lebih dari 500.000 orang hilang dan dibunuh."

Namun, meski memiliki interpretasi yang berbeda, pihak Taring Padi tetap menyatakan permintaan maaf terkait karya seni mereka.

"Kami belajar dari kekeliruan ini, dan kini menyadari bagaimana imaji-imaji kami itu memiliki makna dan dampak yang spesifik dalam konteks sejarah Jerman," tulis Taring Padi, seperti dilansir Rabu (26/10/2022).

Baca Juga: Asal-usul Bangsa Yahudi: 12 Suku Keturunan Abraham yang Berkembang

Artikel Terkait