Kehidupan Para Wanita Israel Kuno Jadi Misteri, Tapi Mereka 'Ketahuan' Punya Jimat Khusus Penarik Hati Pria

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Leluhur Bangsa Yahudi
(Ilustrasi) Leluhur Bangsa Yahudi

Intisari-Online.com- Dalam bentuk masyarakat Israel kuno, ada 2 struktur sosial utama bersaing.

Masyarakat Israel Kunodisatukan di bawah monarki, yang mengorganisir negara untuk tujuan administrasi dan perpajakan.

Namun di saat yang sama, orang Israel berpegang teguh pada asosiasi suku mereka.

Loyalitas kesukuan seperti itu sering bertentangan dengan kepentingan negara.

Tahun-tahun awal monarki (abad ke-11 SM), misalnya, diganggu oleh perjuangan terus-menerus antara Benyamin, suku Saul (raja pertama Israel), dan Yehuda, suku Daud.

Ketegangan antara suku dan negara adalah di antara faktor utama dalam pembagian monarki menjadi dua negara yang terpisah setelah kematian Salomo (928 SM).

Dalam struktur kesukuan, melayani keluarga diagnggap sebagai inti dari kehidupan Israel.

Hubungan kekerabatan ini bisa bersifat biologis atau dipalsukan.

Sebagai contoh, tanah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan satu putra - biasanya anak sulung - menerima bagian tambahan.

Namun dalam masyarakat patriarki Israel kuno, mereka bisa mengadopsi seorang putra yang akan menjadi pewaris warisan keluarga jika tak putra.

Selain adopsi, ikatan kekerabatan juga ditempa melalui pernikahan.

Ikatan keluarga seperti itu berfungsi sebagai sarana bagi orang Israel untuk berinteraksi satu sama lain, bertukar barang, dan menyelesaikan atau mencegah konflik.

Gaya Hidup Masyarakat Israel Kuno
Gaya Hidup Masyarakat Israel Kuno

Karena Israel kuno adalah masyarakat patriarki, peran perempuan dibatasi.

Sementara pengalaman perempuan bervariasi menurut komunitas dan abad di mana mereka tinggal, kehidupan perempuan Yahudi biasa berpusat pada keluarga mereka.

Kehidupan religius wanita Yahudi biasa sulit direkonstruksi.

Wanita Yahudi menikah di usia remaja (rata-rata usia bervariasi menurut geografi dan periode waktu, dari 13 hingga 18) dan pergi untuk tinggal bersama keluarga suami mereka.

Teks-teks Yahudi dari periode itu, yang ditulis secara eksklusif oleh pria, menawarkan sedikit informasi tentang pengalaman wanita secara historis yang sebenarnya.

Sebaliknya, tulisan-tulisan para rabi terutama bersifat preskriptif, menguraikan perilaku yang diinginkan dan tidak diinginkan.

Akan tetapi, bukti arkeologis menunjukkan bahwa beberapa wanita Yahudi menghadiri kebaktian sinagoge di komunitas Diaspora pada zaman kuno.

Diketahui juga bahwa ada jimat kuno yang digunakan oleh wanita untuk menarik hati pria atau sebagai perlindungan diri sendiri.

Baca Juga :Kisah Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks yang Ingin Bubarkan Israel dan Bela Palestina

(*)

Artikel Terkait