Advertorial

Kisah Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks yang Ingin Bubarkan Israel dan Bela Palestina

intisari-online
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Sekte Yahudi yang menentang dan bahkan ingin membubarkan negara Israel adalah Neturei Karta yang dalam bahasa Aramaik berarti "Para Penjaga Kota".
Sekte Yahudi yang menentang dan bahkan ingin membubarkan negara Israel adalah Neturei Karta yang dalam bahasa Aramaik berarti "Para Penjaga Kota".

Intisari-online.com - Meski Israel mendeklarasikan diri sebagai negara Yahudi, ternyata tidak semua sekte Yahudi mendukung keberadaan negara ini dan zionisme.

Sekte Yahudi yang menentang dan bahkan ingin membubarkan negara Israel adalah Neturei Karta yang dalam bahasa Aramaik berarti "Para Penjaga Kota".

Organisasi ini dalah kelompok religius dari Yahudi Haredi yang didirikan di Yerusalem di negara yang kala itu masih bernama Mandat Palestina pada 1938.

Haredi adalah salah satu bagian dari agama Yahudi Ortodoks yang dicirikan dengan menolak segala jenis budaya sekular modern.

Baca Juga : Berasal dari 12 Putra Yakub, ke Mana Perginya 10 Suku Israel yang Hilang?

Dengan karakterisitik ini maka Neturei Karta menentang Zionisme dan bahkan menyerukan pembubaran Israel.

Sebab, para anggota Neturei Karta percaya umat Yahudi tak diizinkan memiliki sebuah negara hingga datangnya Sang Juru Selamat alias Mesias.

Sejauh ini tidak diketahui jelas jumlah anggota Neturei Karta, tetapi Jewish Virtual Library memperkirakan organisasi ini memiliki sekitar 5.000-an anggota di Israel, New York, dan London.

Secara garis besar, anggota Neturei Karta adalah para keturunan Yahudi Hungaria yang tinggal di Kota Tua Jerusalem pada awal abad ke-19.

Baca Juga : Dulu Kaum Yahudi Hampir Memilih Argentina Sebagai Tanah Air, Bukan Palestina

Selain itu juga ada kaum Yahudi Lithuania yang merupakan para pelajar Gaon of Vilna, seorang guru agama Yahudi yang hidup pada abad ke-18.

Kelompok Yahudi Lithuania ini sudah lebih dulu menetap di Jerusalem sebelum "saudara-saudara" mereka dari Hungaria.

Di akhir abad ke-19, leluhur anggota Neturei Karta mendirikan sebuah permukiman baru di luar tembok kota untuk mengurangi kepadatan Jerusalem.

Kini sebagian besar anggota kelompok itu tinggal di kawasan permukiman Batei Ungarin dan Meah Shearim.

Baca Juga : Berita Militer - Jawab Roket Hizbullah, Israel Kembangkan Rudal yang Jangkau Seluruh Timur Tengah

Saat itu, mereka amat menentang ideologi Zionisme yang mencoba memaksakan kedaulatan Yahudi ke Palestina yang masih menjadi wilayah Turki Ottoman.

Kelompok ini amat dibenci para Yahudi pendatang baru yang pada umumnya kurang taat menjalankan agamanya.

Mereka dibenci karena memiliki keyakinan bahwa kebebasan bangsa Yahudi hanya bisa dibawa Sang Juru Selamat.

Sebagai sebuah organisasi, Neturei Karta didirikan Rabbi Amram Blau dan Rabbi Aharon Katzenelbogen.

Rabby Blau adalah warga asli Meah Shearim di Jerusalem dan aktif dalam Agudat Israel, sebuah partai politik Yahudi ultra-ortodoks, di masa Mandat Palestina.

Namun, pada 1930-an, Agudat Israel mulai mengadopsi banyak kompromi dan mulai mengakomodasi ide-ide gerakan Zionisme.

Hal ini membuat Rabbi Blau gerah dan memutuskan keluar dari partai itu pada 1937 dan bersama Rabbi Katzenelbogen kemudian mendirikan Chevrat HaChayim yang kemudian dikenal sebagai Neturei Karta.

Sebagai sebuah organisasi baru, Neturei Karta tak bebas bergerak bahkan dibenci sesama kelompok Yahudi Ortodoks yang sama-sama menentang Zionisme.

Menurut harian The Guardian, bahkan di antara kalangan Haredi atau lingkaran Yahudi ultra-Ortodoks, Neturei Karta dianggap sebagai cabang yang amat liar.

Baca Juga : Selangkah Lagi Israel akan Jadi Negara Superpower Militer di Dunia, Ini Syaratnya

Seperti sudah disinggung sebelumnya, Neturei Karta tidak mendukung terbentuknya negara Israel dan menganggap, mereka yang mendukung keberadaan Israel sama dengan menentang janji Tuhan.

Bahkan, situs resmi Neturei Karta menyebut, anggotany kerap berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa yang diwarnai pembakaran bendera Israel di berbagai kota di dunia.

Di antara tokoh-tokoh Neturei Karta yang menentang Israel adalah Moshe Hirsc yang pernah menjadi menteri dalam kabinet Palestina pimpinan Yasser Arafat.

Bahkan setahun setelah Perang Gaza (2008) berakhir, sekelompok anggota Neturei Karta masuk ke Gaza dan bergabung dalam Gaza Freedom March untuk menunjukkan dukungan terhadap warga Palestina di wilayah kekuasaan Hamas itu.

Baca Juga : Masih Simpang Siur, dari Manakah Asal-usul Orang Yahudi Ashkenazi Sebenarnya?

Tak hanya memiliki hubungan dekat dengan Palestina, Neturei Karta juga memiliki kedekatan khusus dengan Iran, musuh bebuyutan Israel.

Pada Oktober 2005, pemimpin Neturei Karta Rabbi Yisroel Dovid Weiss merilis pernyataan yang pada intinga mengkritik kecaman Israel terhadap Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

Weiss menulis bahwa pernyataan Ahmadinejad yang ingin menghapus Israel dari peta dunia bukan sebuah pernyataan anti-Yahudi.

Weiss berpendapat, Ahmadinejad sebenarnya sedang berusaha untuk menciptakan dunia yang damai dan lebih baik.

Dia bahkan mengulang pernyataan pemimpin spiritual Iran Ayatollah Khomeini yang selalu menekankan penghormatan dan perlindungan umat Yahudi.

Pada Maret 2006, sejumlah anggota Neturei Karta berkunjung ke Iran dan bertemu dengan sejumlah pemimpin Iran.

Dalam pertemuan itu, tak hanya memuji langkah-langkah Ahmadinejad dalam menentang keberadaan Israel, organisasi ini juga menyebut Israel menggunakan isu holocaust untuk kepentingan politik. B

"Kami bangsa Yahudi yang nyaris punah akibat holocaust, tidak pernah menggunakan peristiwa itu untuk kepentingan pridabi kami," kata Weiss kala itu. (Evan Hardoko)

Baca Juga : Inilah Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian

Artikel Terkait