Meski paham seluk beluk tambang minyak dan gas dan militer, ternyata Ibnu Sutowo justru hanya lulusan sekolah kedokteran.
Sebagai lulusan sekolah kedokteran di Surabaya, Ibnu Sutowo juga pernah bekerja menjadi tenaga medis di Palembang dan Martapura pada tahun 1940-an.
Di era pergerakan nasional hingga usai Proklamasi Kemerdekaan, Ibnu Sutowo akhirnya juga ikut terjun memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia pun berkecimpung di dunia militer sebagai tenaga medis.
Oleh karena perjuangannya tersebut, Ibnu Sutowo sempat mendapat tugas sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Tentara se-Sumatera Selatan (1946-1947).
Karier kemiliteran Ibnu Sutowo agaknya lebih mentereng ketimbang profesinya sebagai dokter semasa muda.
Hal itu terbukti Ibnu Sutowo tak butuh waktu lama merangkak sebagia pejabat militer hingga sempat diganjar jabatan Panglima Tentara Teritorial II Sriwijaya pada atahun 1955.
Tak butuh waktu lama, usai dua tahun menjabat sebagai Panglima Tentara Teritori II Sriwijaya, Ibnu Sutowo ditunjuk oleh A.H Nasutiona yang kala itu menjabat sebagai KSAD untuk beralih jabatan.
Ibnu Sutowo ditunjuk untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatra Utara (PT Permina).
Di masa Ibnu Sutowo inilah, tepatnya pada tahun 1968 Permina dan perusahaan minyak milik negara lainnya dilebur menjadi satu dan berubah nama menjadi Pertamina hingga sekarang.
Ibnu Sutowo kemudian menjadi direktur utama kurun waktu 1968-1976.
Penulis | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
Editor | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
KOMENTAR