Saat ini globalisasi dan modernisasi menjadi tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal dan merawat kebhinekaan.
Dengan maraknya globalisasi dan modernisasi, gempuran budaya asing semakin hari semakin tidak terkendali.
Era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju. Masa ini ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang.
Globalisasi dapat memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Pasalnya, batas-batas geografis bukan lagi menjadi penghalang, karena akses informasi bisa didapatkan sedemikian mudah.
Namun, di sisi lain globalisasi juga menjadi tantangan bagi masyarakat dunia, khususnya dalam upayanya melestarikan budaya atau tradisi lokal.
Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Perkembangan teknologi informasi dan transportasi adalah di antaranya.
Seiring dengan terjadinya globalisasi kita merasakan bahwa kebudayaan luhur mulai mendapatkan tantangan dari budaya baru.
Konsumerisme, hedonisme, serta pudarnya tata krama mulai terasa.
Kehidupan pertanian perlahan-lahan mulai ditanggalkan, karena pada saat yang sama, masyarakat kita bergerak menjadi masyarakat industri.
Ada tiga respon yang bisa diberikan oleh sebuah kelompok terhadap fenomena globalisasi.
Pertama, kelompok rejeksionis yang menolak mentah-mentah segala bentuk produk pemikiran era globalisasi. Kelompok ini percaya bahwa yang berbau asing harus ditolak, karena tidak sesuai dengan jati diri serat kepribadian bangsanya.
Baca Juga: Apa Tujuan dari Sikap Nasionalisme? Simak Berikut Ini
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR