Bagaimana Masyarakat di Berbagai Belahan Dunia Saling Berkontribusi pada Pembentukan Identitasnya Masing-masing?

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan identitasnya masing-masing?
Ilustrasi. Bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan identitasnya masing-masing?

Intisari-Online.com - Bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan identitasnya masing-masing?

Pertanyaan "Bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan identitasnya masing-masing? Bagaimana globalisasi berkontribusi atas hal ini?" terdapat pada halaman 107 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI.

Pada bagian 3 unit 1 dipelajari tentang "Kita dan Masyarakat Global".

Era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju.

Masa ini ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang.

Di era globalisasi, batas-batas geografis bukan lagi menjadi penghalang, karena akses informasi bisa didapatkan sedemikian mudah.

Tentunya kondisi tersebut juga berpengaruh pada bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan identitasnya masing-masing.

Pada kelas X telah dipelajari tentang bagaimana proses sebuah identitas terbentuk.

Setidaknya ada dua pendapat besar tentang bagaimana identitas itu terbentuk.

Pertama, identitas merupakan given atau terberi. Kedua, identitas sebagai hasil dari sebuah desain atau rekayasa.

Identitas sebagai given atau terberi, maksudnya identitas merupakan sesuatu yang menempel secara alamiah pada seseorang atau sebuah grup.

Baca Juga: Soal PPKN Kelas X: Bagaimana Cara Menumbuhkan Sikap Hormat Terhadap Tradisi atau Budaya Masyarakat di Indonesia?

Berbeda halnya dengan identitas yang secara alamiah melekat pada diri manusia, identitas atau jati diri dalam pengertian kedua yaitu bahwa identitas terlahir sebagai hasil interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok.

Identitas individu adakalanya bersifat alamiah tapi juga bisa melekat karena hasil interaksi dengan individu dan kelompok lain.

Begitu juga identitas kelompok. Ada identitas yang berasal dari sebuah interaksi dengan kelompok di luar dirinya, serta jati diri yang secara alamiah menjadi ciri dari kelompok tersebut.

Pada era globalisasi, interaksi antara masyarakat dunia semakin mudah dilakukan dan lebih terasa dekat bahkan seolah tak berjarak.

Masyarakat dunia memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita, dan begitupun juga sebaliknya.

Kehidupan kita sebagai sebuah bangsa turut membentuk identitas masyarakat dunia.

Apa yang kita miliki (nilai, tradisi, budaya dan lainnya) menjadi bagian dari kekayaan kebudayaan dunia yang begitu kaya.

Di antara kebudayaan itu, semuanya memiliki keunggulan dan kelebihannya.

Berbagai perubahan yang menyertai era globalisasi, pada gilirannya juga memberikan pengaruh pada cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta.

Nilai, norma, dan pola hidup berubah teramat cepat dan menjadi tatanan baru. Namun, tatanan itu pula yang pada akhirnya menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluh-puluh tahun lamanya ia pegang.

Muncullah perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana cara menyikapi era globalisasi.Karena selain membawa kemudahan dalam berbagai hal, bagaimanapun globalisasi juga beserta masalah yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Mengapa Berita Proklamasi Tidak Diterima secara Bersamaan di Seluruh Wilayah Indonesia?

Hal itu merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, sebagai bagian dari dinamika sejarah hidup manusia.

Globalisasi berasal dari kata globalization. Global berarti mendunia, sementara ization adalah prosesnya.

Dalam Encyclopaedia Britannica (2015) disebutkan kalau fenomena ini bukanlah situasi yang baru, karena banyak kerajaan maupun gerekan keagamaan yang telah menjalani proses globalisasi.

Secara sederhana, kita bisa memaknai globalisasi ini sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia (KBBI).

Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Perkembangan teknologi informasi dan transportasi adalah di antaranya.

Dengan teknologi dan transportasi yang semakin canggih, transaksi dalam bidang ekonomi antarnegara menjadi sangat mudah.

Globalisasi memiliki dampak positif dan dampak negatif. Diketahui ada tiga respon yang bisa diberikan oleh sebuah kelompok terhadap fenomena globalisasi ini.

Pertama, kelompok rejeksionis yang menolak mentah-mentah segala bentuk produk pemikiran era globalisasi.

Kedua adalah mereka yang menerima segala bentuk produk globalisasi dengan tidak pernah melakukan filter terhadapnya.

Sementara yang ketiga adalah mereka yang memilih untuk bersikap adaptif, tidak menampik tetapi juga tidak menerimanya begitu saja.

Dengan kata lain, ada proses seleksi untuk memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan nafas kehidupan bangsa.

Baca Juga: Benarkah Sebenarnya Kerajaan Israel Kuno Justru Didirikan oleh Firaun?

(*)

Artikel Terkait