Apa Tantangan yang Dihadapi oleh Generasi Muda dalam Upayanya Melestarikan Tradisi Lokal?

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal?
Ilustrasi. Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal?

Intisari-Online.com - Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal?

Pertanyaan "Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal?" terdapat pada halaman 134 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK kelas XI.

Pada bagian 3 buku tersebut dipelajari mengenai Bhinneka Tunggal Ika, termasuk bagaimana merawat tradisi lokal dan kebhinekaan.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara multikultural (majemuk) terbesar di dunia.

Kemajemukan Indonesia itu dapat dilihat dari agama, budaya, bahasa, etnis, dan adat istiadat.

Keragaman itu dapat menjadi tantangan maupun kekuatan tergantung bagaimana bangsa Indonesia mengelolanya.

Jika dikelola dengan baik, keragaman dapat menjadi kekuatan dan memberikan manfaat.

Sebaliknya jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi 'bencana', karena keragaman juga menyimpan potensi konflik.

Sebagai sebuah bangsa, kita telah cukup teruji sebagai negara yang mampu mengelola keragaman kebudayaan tersebut, sehingga terhindar dari disintegrasi.

Kita telah melewati ujian yang sangat menentukan, terutama ketika pada masa reformasi tahun 1998. Konflik bernuansa etnis dan agama, banyak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Fase tersebut bisa dilewati dengan baik, meski tentu saja tidak sempurna. Namun ke depannya, bangsa Indonesia dapat terus mendapatkan tantangan dalam merawat tradisi lokal dan kebhinekaan.

Baca Juga: Bagaimana Sikap Kita Atas Keragaman di Negara Indonesia?

Saat ini globalisasi dan modernisasi menjadi tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal dan merawat kebhinekaan.

Dengan maraknya globalisasi dan modernisasi, gempuran budaya asing semakin hari semakin tidak terkendali.

Era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju. Masa ini ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang.

Globalisasi dapat memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Pasalnya, batas-batas geografis bukan lagi menjadi penghalang, karena akses informasi bisa didapatkan sedemikian mudah.

Namun, di sisi lain globalisasi juga menjadi tantangan bagi masyarakat dunia, khususnya dalam upayanya melestarikan budaya atau tradisi lokal.

Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Perkembangan teknologi informasi dan transportasi adalah di antaranya.

Seiring dengan terjadinya globalisasi kita merasakan bahwa kebudayaan luhur mulai mendapatkan tantangan dari budaya baru.

Konsumerisme, hedonisme, serta pudarnya tata krama mulai terasa.

Kehidupan pertanian perlahan-lahan mulai ditanggalkan, karena pada saat yang sama, masyarakat kita bergerak menjadi masyarakat industri.

Ada tiga respon yang bisa diberikan oleh sebuah kelompok terhadap fenomena globalisasi.

Pertama, kelompok rejeksionis yang menolak mentah-mentah segala bentuk produk pemikiran era globalisasi. Kelompok ini percaya bahwa yang berbau asing harus ditolak, karena tidak sesuai dengan jati diri serat kepribadian bangsanya.

Baca Juga: Apa Tujuan dari Sikap Nasionalisme? Simak Berikut Ini

Sikap tersebut sembari dibarengi dengan sikap superior atau mengakui bahwa hanya kebudayaannya saja yang paling adiluhung, sementara yang lain lebih rendah.

Kelompok kedua, adalah mereka yang menerima segala bentuk produk globalisasi dengan tidak pernah melakukan filter terhadapnya. Ini kebalikan dengan sikap kelompok pertama.

Mereka menerima tanpa filter nilai, budaya, serta tradisi yang datang dari luar kebudayaannya.

Sementara yang ketiga adalah mereka yang memilih untuk bersikap adaptif, tidak menampik tetapi juga tidak menerimanya begitu saja.

Dengan kata lain, pada respon ketiga ini ada proses seleksi untuk memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan nafas kehidupan bangsa sembari melakukan refleksi kritis terhadap segala hal yang merupakan bentukan dari masa ini.

Peran generasi muda tentunya saat ini sangat dibutuhkan untuk melestarikan tradisi lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia.

Ilustrasi. Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal?
Ilustrasi. Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal?

Lalu, bagaimana cara mengatasi tantangan globalisasi dalam melestarikan tradisi lokal tersebut? Berikut beberapa di antaranya:

1. Menyaring Budaya Asing

Melakukan penyaringan budaya asing yang masuk ke Indonesia merupakan hal yang penting untuk mengatasi tantangan tradisi lokal.

Proses penyaringan budaya asing ini dapat dilakukan dengan melakukan penolakan terhadap budaya-budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai tradisi lokal dan Pancasila.

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jawa Untuk Nikah: Cek Masa Depan Anda dan Doi

2. Mempelajari Tradisi Lokal

Sebagai generasi muda, melestarikan tradisi lokal merupakan hal yang penting agar tidak punah oleh zaman.

Cara yang bisa dilakukan ialah dengan mempelajari tradisi lokal itu sendiri yang berasal dari masing-masing daerah.

Kurangnya pemahaman terhadap tradisi lokal akan membuat tradisi tersebut bisa hilang dan berganti dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Proses mempelajari tradisi lokal ini dapat dilakukan dengan mengajak generasi muda untuk melestarikan budaya-budaya yang menjadi tradisi lokal masyarakat di Indonesia.

Itulah tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal dan sejumlah cara mengatasinya.

Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Indonesia Menjadi Salah Satu Tujuan Penjelajahan Samudra

(*)

Artikel Terkait