Kejadian itu tercatat sebagai salah satu pertempuran paling memalukan dalam sejarah China.
Bagaimana tidak. Tentara Ming dengan berkekuatan setengah juta orang, dipimpin oleh Kaisar Yingzong dihancurkan oleh pasukan Esen dari Yuan Timur yang diperkirakan berjumlah 20.000 kavaleri.
Dia pun ditangkap oleh pasukan musuh dan itu mengguncang kekaisaran sampai ke intinya.
Untuk menenangkan krisis di kekaisaran, adik Kaisar Yingzong, Kaisar Jingtai diangkat menjadi kaisar China.
Ini mengurangi status kekaisaran Kaisar Zhengtong dan dia diberi gelar Tàishng Huángdi (kaisar emeritus).
Tapi rupanya Kaisar Yingzong dibebaskan satu tahun kemudian pada tahun 1450.
Namun ketika dia kembali ke China, dia langsung dimasukkan ke dalam tahanan rumah oleh saudaranya selama hampir tujuh tahun.
Dia tinggal di istana selatan Kota Terlarang, dan semua kontak luar sangat dibatasi oleh Kaisar Jingtai.
Puncaknya ketika putra Kaisar Yingzong dicopot dari gelar putra mahkota dan digantikan oleh putra Kaisar Jingtai sendiri.
Namun rupanya takdir masih berada di tangan Kaisar Yingzong.
Putra Kaisar Jingtai meninggal tak lama kemudian. Sedih karena anaknya meninggal, Kaisar Jingtai jatuh sakit.
Momen ini membuat Kaisar Yingzong memutuskan untuk menggulingkan saudaranya dengan kudeta istana.
Dia berhasil merebut takhta dari Kaisar Jingtai yang sedang sakit sampai dia meninggal.
Gelarnya lalu berubah menjadi Kaisar Tianshun.
Oleh karenanya, sejarah mencatat dia sebagai Kaisar China ke-6 dan ke-8 dari dinasti Ming.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR