Para wanita menahan kaisar sementara seorang selir mencoba mencekiknya dengan pita dari rambutnya.
Ketika cara itu gagal, mereka mengikatkan tali tirai sutra di lehernya, tetapi ini pun tak berhasil.
Mereka malah mengikat jenis simpul yang salah dan tidak dapat mengencangkan tali untuk menyelesaikan aksi 'gila' mereka.
Rencana pembunuhan kaisar oleh para gundiknya itu memang gagal, tapi tampaknya mampu membuat kaisar takut setengah mati.
Menyusul upaya pembunuhan itu, kaisar mengundurkan diri ke bagian barat Kota Terlarang, di mana ia bisa hidup dalam isolasi, dan berhenti memegang pengadilan selama dua dekade berikutnya dari masa pemerintahannya.
Di sisi lain, upaya pembunuhan itu harus 'dibayar mahal', bukan hanya oleh orang-orang yang terlibat tetapi juga keluarga mereka.
Salah satu konspirator panik dan melaporkan rencana pembunuhan itu kepada Permaisuri Fang.
Karena kaisar tidak sadarkan diri sampai sore berikutnya, dan Permaisuri mengambil tindakan sendiri.
Ia menyuruh para wanita istana dieksekusi dengan 'mengiris perlahan', yang dikenal juga sebagai 'mati dengan seribu luka'.
Kemudian, keluarga para wanita itu juga dieksekusi.
Selir Duan juga dieksekusi. Meskipun kemudian ternyata ia tidak terlibat dalam plot, fakta bahwa upaya pembunuhan terjadi di kamarnya memberikan alasan yang cukup bagi Permaisuri untuk melenyapkan saingan potensialnya di istana.
Sementara pemerintahan panjang Jiajing memberi Dinasti Ming beberapa stabilitas, dekadensi dan pengabaiannya terhadap urusan negara menyebabkan kemunduran negara.
Kaisar Jiajing meninggal pada tahun 1567 pada usia 59 tahun.
Telah banyak spekulasi bahwa ia meninggal karena merkuri beracun yang terkandung dalam 'ramuan keabadian' yang telah ia konsumsi selama hidupnya.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR