Warga Belarusia yang telah menjadi bagian dari kelompok lain seperti halnya para anggota baru, mengumumkan unit tersebut pada 9 Maret lalu.
Unggahan mereka di saluran media sosial berakhir dengan "Kejayaan untuk Ukraina! Hidup Belarusia!"
Keduanya adalah slogan bagi masing-masing pergerakan pro-demokrasi.
"Setiap 1 warga Belarusia bertanggung jawab untuk situasi di Ukraina," tulis unggahan permintaan penggalangan dana yang diunggah di Telegram pada 10 Maret lalu.
"Karena diam itu juga merupakan pembunuhan."
Banyak anggota batalyon juga datang dari Polandia dan Lithuania, yang menjadi tempat larinya pengasingan Belarusia mengikuti perpecahan yang dimulai tahun 2020.
"Ini penting bagiku dan bagi banyak orang lainnya untuk memisahkan diri dari rezim Lukashenko, yang hanya didukung oleh sebagian kecil masyarakat saja, dari mayoritas yang mendukung Ukraina atau yang jelas-jelas tidak berpartisipasi dalam serangan ini," ujar Pavel Slunkin, mantan diplomat Belarusia yang berhenti tahun 2020 dan kini menjadi analis di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.
Empat hari setelah perang, Lukashenko mengadakan sebuah referendum, yang banyak dilihat sebagai manipulasi, yang menghapus status non-nuklir Belarusia, meningkatkan spekulasi bahwa Rusia dapat menyerang senjata nuklir jarak pendek ke Belarusia.
"Orang-orang ini di batalyon menguak gambaran lain," ujar Slunkin.
"Mereka menunjukkan kepada Ukraina bahwa Belarusia menuntut kebebasan dan membantu melawan untuk kebebasan di Ukraina," ujar Slunkin dikutip dari NY Times.
KOMENTAR