Advertorial

Korbankan Kebahagiaannya Sendiri Demi Kerajaan, Inilah Kisah Permaisuri Xi Shi, yang dengan Kecantikannya Jadi Mata-Mata untuk Jatuhkan Kerajaan Musuh, Berhasilkah Dia?

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.com – Menarik untuk mengulik kisah di balik kekaisaran China Kuno yang penuh dengan intrik-intrik demi melanggengkan sebuah kekuasaan.

Salah satunya adalah kisah permaisuri Xi Shi yang merupakan salah satu dari empat wanita paling cantik di China Kuno.

Dia dikirim untuk merayu musuh kerajaannya, Raja Fuchai dari Wu.

Dia berhasil melakukan misinya, dan kecantikannya yang legendaris menjatuhkan kerajaan yang berumur pendek itu.

Meskipun dia dikenal sebagai seorang wanita yang mematikan, namun beberapa sejarawan memandangnya dengan lebih simpatik.

Xi Shi menjadi pahlawan patriotik tanpa tanda jasa yang mengorbankan kebahagiaannya sendiri untuk kepentingan kerajaan.

Xi Shi lahir sekitar 500 SM, di Zhejiang di daerah Zhuji, yang penduduknya memiliki nama keluarga Shi.

Karena desanya berada di lereng barat gunung, namanya adalah Xi (yang berarti ‘barat’).

Baca Juga: Kisah Cinta Tragis Permaisuri Xiaowu, Bagaimana Seorang Kaisar Berduka Atas Kehilangan Permaisuri Tercintanya yang ‘Rusak’ Wajahnya Karena Sakit

Baca Juga: Dikenal Rendah Hati dan Hemat, Inilah Kisah Permaisuri Xu Pingjun, Menikah dengan Rakyat Jelata yang Jadi Kaisar, Akhir Hidupnya Dibunuh dengan Diracun oleh Selir Kaisar

Ayahnya merupakan seorang penebang kayu, dan Xi Shi mencari nafkah dengan mencuci sutra di sungai terdekat.

Xi Shi hidup pada akhir periode Musim Sehi dan Musim Gugur, sebuah era yang berlangsung dari 771 hingga 446 SM.

Selama periode ini, negara bagian Jin, Qin, Qi, dan Chu, memisahkan diri dari dinasti Zhou yang berkuasa untuk membentuk negara mereka sendiri.

Di bagian akhir dari periode Musim Semi dan Musim Gugur, dua negara, Yue dan Wu, menyatakan kemerdekaan mereka dari Chu dengan bantuan Jin dan membentuk dinasti mereka sendiri.

Kedua kerajaan ini bersebelahan, namun sering mengalami konflik.

Konflik ini menyiapkan panggung untuk cerita Permaisuri Xi Shi karena dia tinggal di Yue, dan misinya adalah untuk menjatuhkan Wu.

Pada tahun 494 SM, Raja Fuchai dari Wu mengalahkan Yue dan menjadikannya negara bagian.

Dia menjadikan Gou Jian, Raja Yue, dan istrinya bekerja sebagai budak selama tiga tahun di Wu sampai dia membebaskan mereka dan membiarkan mereka memerintah sebagai raja klien di wilayahnya.

Baca Juga: Usia Sebelas Tahun Dipaksa Neneknya untuk Menikah dengan Pamannya, Inilah Kisah Tragis Permaisuri Zhang Yan, yang Mati Kesepian dan Terlupakan

Baca Juga: Anggun, Ramping dengan Rambut Indah, Inilah Janda Permaisuri Ma, yang Akan Menghukum Orang yang Tidak Bisa Hemat dan Coret Namanya dari Daftar Klan

Raja Gou Jian tidak pernah melupakan penghinaannya dan bersumpah akan membalas dendam terhadap Raja Fuchai.

Lalu, dia meminta menteri kepercayaannya, Fan Li, untuk rencana balas dendam yang efektif.

Kelemahan Raja Wu adalah pada wanita cantik, maka raja disarankan untuk mengirim seorang wanita cantik untuk merayu Raja Fuchai.

Raja Gou Jian menyukai gagasan itu dan menyetujuinya.

Dia membuat Fan Li menyamar sebagai pedagang dan mencari wanita cantik terbaik di Kerajaan, dan wanita yang menurut Fan Li paling cantik di Yue adalah Xi Shi.

Ketika Fan Li menemukannya, dia dibawa ke istana Raja Gou Jian.

Selama tiga tahun, Xi Shi menerima pelatihan ekstensif oleh Fan Li dalam tata krama dan rayuan istana.

Selama pelatihannya, Xi Shi dan Fan Li telah jatuh cinta, tapi mereka harus mengesampingkan asmara mereka demi kepentingan kerajaan yang lebih baik.

Baca Juga: Terkenal Sebagai ‘Permaisuri Nakal’, Inilah Zhao Feiyan, Permaisuri Kaisar China yang Haus Selera Sensual yang Tidak Bisa Dipadamkan, Datang dari Keluarga Miskin yang Terpaksa Cari Makan di Jalanan

Baca Juga: Dijuluki ‘Permaisuri Licik dan Kejam’, Inilah Janda Permaisuri Dou, Meski Rendah Hati dan Cakap dalam Pemerintahan, Namun Lenyapkan Saingannya demi Takhta Saudara Laki-lakinya yang Kejam

Ketika dianggap siap, Raja Gou Jian mengirimnya sebagai hadiah untuk Raja Fuchai dan menunggu kehancurannya.

Saat Xi Shi memasuki harem Raja Wu, Raja Fuchai jatuh cinta padanya, yang lalu menghabiskan seluruh waktunya dengan dia sehingga mengabaikan tugas resminya.

Raja Fuchai melakukan segalanya untuk menyenangkan Xi Shi, bahkan menolak dan memerintahkan bunuh diri pada menterinya yang cakap, Wu Zixu, kemudian menggantikannya dengan menteri yang tidak efektif.

Raja Fuchai bahkan membangun istana mewah Guanwa untuk Xi Shi, dengan untaian mutiara tergantung di atasnya menaungi jenela.

Raja Fuchai juga membangun tempat pertunjukan musik, berada di sebelah Istana Guanwa, berlantai marmer, dan di bawah lantai, ada ribuan guci gerabah yang berbunyi seperti lonceng setiap kali dia berjalan atau menari di atasnya.

Raja Fuchai bahkan memiliki sungai khusus yang dibuat untuknya dan mendirikan paviliun di sepanjang tepinya untuk para penari dan musisi tampil.

Xi Shi tinggal di istana selama sembilan tahun sebagai selirnya.

Dan selama sembilan tahun itu, Raja Fuchai lalai menjalankan tugasnya sehingga kerajaan Wu yang kuat telah melemah.

Baca Juga: Gunakan Cara Kejam untuk Manipulasi Keinginannya, Inilah Ratu Fredegund dari Neustria, yang Mulanya Hanyalah Gundik Raja, Cekik Permaisuri, Bahkan Banting Tutup Peti Perhiasan pada Leher Putrinya

Baca Juga: Ketakutan, Raja Alexander dan Ratu Draga dari Serbia Ini Sembunyi di Lemari, Rentetan Senjata pun Sudahi Hidup Mereka yang Jadi Korban Perseteruan Dua Keluarga Terkemuka di Negara Itu

Pada 482 SM, Raja Fuchai pergi ke Yangzhi utara untuk rapat konferensi, yang terdiri dari para penguasa dari negara bagian Chu, Jin, Qi, Qin dan Wu.

Para penguasa ini akan membahas bagaimana cara menguasai Cina tengah di mana dinasti Zhou yang melumpuhkan masih memerintah.

Selama konferensi inilah Raja Gou Jian memutuskan untuk membalas dendam.Dia meluncurkan serangan mendadak terhadap Wu, sehingga meninggalkan banyak korban di pihak Wu.

Karena kerajaan Wu sudah dilemahkan oleh kelalaian Raja Fuchai, Raja Gou Jian tidak kesulitan menyerang Wu lagi, dan menang.

Kali ini, Wu sekarang menjadi bagian dari wilayah Yue, di mana ia tinggal sampai 150 SM Raja Gou Jian mengasingkan Raja Fuchai ke sebuah pulau kecil di lepas pantai Cina.

Merasa terhina, Raja Fuchai bunuh diri, dan ini mengakhiri Wu sebagai negara bebas.

Ada dua catatan sejarah yang saling bertentangan yang menceritakan apa yang terjadi pada Selir Xi Shi setelah kekalahan Wu.

Sebuah catatan mengklaim bahwa benih-benih cinta mulai tumbuh pada Xi Shi sehingga dia mencintai Raja Fuchai dan ketika suaminya meninggal, Xi Shi melemparkan dirinya ke sungai dan tenggelam.

Baca Juga: Berawal dari Selir Kontroversial, Inilah Cixi,Janda Permaisuri di China yang Diduga Membunuh Kaisar-kaisar Muda Termasuk Anak Kandungnya Sendiri Demi Taktha

Baca Juga: ‘Terima kasih Tuhan! Saya Selamat!’ Ikut Terkena Sasaran Pembantaian Saat Tsar Nicholas II Dibantai Komunis Rusia, Inilah Anna Demidova, Pelayan Setia yang Karena Sulamannya Bikin Permaisuri Terkesan

Sementara catatan lain menyebutkan bahwa Xi Shi di akhir hidupnya lebih bahagia, karena Xi Shi dan Lan Fi bersatu kembali sebagai sepasang kekasih setelah menyelesaikan misinya.

Mereka kemudian tinggal di ekat Danau Tai tempat Fan Li menjadi pedagang.

Di China, terdapat dua gua di Yixing (sebuah kota di provinsi Jiangsu) dinamai Xi Shi dan Fan Li.

Legenda setempat menyebutkan bahwa mereka menghabiskan sisa hidup mereka di gua-gua ini, dan sepanjang ribuan tahun, Xi Shi digambarkan dalam literatur China dan drama.

Salah satunya adalah The Girl Who Washes Silk, drama populer karya Liang Chenyu.

Drama ini berfokus pada romansa Xi Shi dan Fan Li yang menggambarkan mereka sebagai sepasang kekasih yang tragis yang harus mengorbankan kebahagiaan mereka demi kebaikan kerajaan.

Baca Juga: Kisah Permaisuri Kaisar Romawi yang Haus Kekuasaan, Ratu Julia Agrippina, Fitnah Roma dengan Cara Kejam, Racuni Suami Keduanya, Lahirkan Putra yang Kelak Jadi Kaisar Kejam

Baca Juga: Kisah Putri Kesayangan Legendaris Permaisuri Cixi, Der Ling, Dayang dan Juru Bahasa yang Dididik di Prancis dan Terpapar Budaya Barat, Tulis Kehidupannya di Kota Terlarang dan Sisi Baik ‘Nyonya Naga’

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait