Tapi poin terbesar dalam kesepakatan perdamaian itu tetap desakan Rusia bahwa Ukraina mengakui aneksasi Krimea dan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.
Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras seluruh Donbass harus berpisah dari Ukraina, bukan hanya bagian-bagian yang diduduki oleh pasukan pemberontak pro-Moskwa sebelum pertempuran pecah.
Proposal tersebut dibahas secara penuh untuk pertama kalinya pada Senin (14/3/2022), dan kedua belah pihak mengatakan kemajuan telah dibuat.
Namun para pejabat Ukraina skeptis Putin akan mematuhi persyaratan perjanjian, dan Kremlin mungkin akan mengulur waktu untuk berkumpul kembali sebelum serangan lain.
"Ada kemungkinan ini adalah tipu daya dan ilusi. Mereka berbohong tentang segalanya — Krimea, penumpukan pasukan di perbatasan, dan ‘histeria’ atas invasi,” kata seorang sumber Ukraina yang diberi pengarahan tentang pembicaraan itu sebagaimana dilansir Daily Mail pada Rabu (16/3/2022).
Sebelumnya, pada Jumat (11/3/2022), diberitakan bahwa Rusia berencana menyambut 16.000 sukarelawan.
Mereka sebagian besar dari Timur Tengah dan ingin ikut berperang bersama militer Rusia di Ukraina.
Di sisi yang berlawanan, puluhan ribu sukarelawan telah mendaftar diri untuk bergabung dengan pasukan Ukraina melawan Rusia.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR