Usai Presiden Zelensky Buka Suara 'Perang Dunia III Mungkin Sudah Dimulai,' Kini Perundingan Rusia-Ukraina Rancang 15 Poin Kesepakatan Damai

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
(Ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com - MelansirKompas.com, Kamis (17/3/2022),Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Perang Dunia III "mungkin sudah dimulai."

Ini disampaikan saat pemimpin yang diperangi itu memohon kepada AS dan Barat untuk mengambil tindakan yang lebih drastis guna membantu pertahanan Ukraina melawan Rusia.

DilansirThe Hill, Zelensky menanggapi pertanyaan dari pembawa berita "NBC Nightly News" Lester Holt.

Zelensky ditanya tentang kekhawatiran dari pemerintahan Biden, yang menyebut bahwa tindakan tertentu dapat memicu konflik antara kekuatan bersenjata nuklir.

Hal ini disebut dapat menyebabkan Perang Dunia III.

“Tidak ada yang tahu apakah (perang) itu mungkin sudah dimulai dan apa kemungkinan dari perang ini, jika Ukraina akan jatuh,” kata Zelensky dalam sambutan yang diterjemahkan.

Namun kabar terbaru melaporkanRusia dan Ukraina membuat kemajuan “signifikan” menuju persetujuan gencatan senjata dan penarikan pasukan melalui rancangan 15 poin kesepakatan damai.

Dokumen tersebut akan mendorong Kyiv menyetujui netralitas dan menerima pembatasan militernya, supaya serangan Rusia ke Ukraina terutama kepada warga sipilnya dihentikan.

Baca Juga: Sudah Habis Cara untuk Membendung Serangan Rusia yang Makin Brutal, Ukraina sampai Bebaskan Masuk Ukraina Siapa Saja Pasukan yang Mau Membela Negaranya

Baca Juga: Digembor-gemborkan Media Barat Ukraina Berhasil Kalahkan Rusia Bahkan Membuat Rusia Terpojok, Jenderal Amerika Ini Malah Bocorkan Situasi Aslinya Ternyata Begini

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga diminta meninggalkan ambisi keanggotaan NATO, dan berjanji tidak menjadikan Ukraina sebagai tuan rumah pangkalan militer atau persenjataan Barat dengan imbalan perlindungan.

Sumber yang diberi pengarahan tentang pembicaraan tersebut mengatakan kepada Financial Times, bahwa ketentuan lain termasuk hak mengabadikan bahasa Rusia di Ukraina.

Tapi poin terbesar dalam kesepakatan perdamaian itu tetap desakan Rusia bahwa Ukraina mengakui aneksasi Krimea dan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.

Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras seluruh Donbass harus berpisah dari Ukraina, bukan hanya bagian-bagian yang diduduki oleh pasukan pemberontak pro-Moskwa sebelum pertempuran pecah.

Proposal tersebut dibahas secara penuh untuk pertama kalinya pada Senin (14/3/2022), dan kedua belah pihak mengatakan kemajuan telah dibuat.

Namun para pejabat Ukraina skeptis Putin akan mematuhi persyaratan perjanjian, dan Kremlin mungkin akan mengulur waktu untuk berkumpul kembali sebelum serangan lain.

"Ada kemungkinan ini adalah tipu daya dan ilusi. Mereka berbohong tentang segalanya — Krimea, penumpukan pasukan di perbatasan, dan ‘histeria’ atas invasi,” kata seorang sumber Ukraina yang diberi pengarahan tentang pembicaraan itu sebagaimana dilansir Daily Mail pada Rabu (16/3/2022).

Sebelumnya, pada Jumat (11/3/2022), diberitakan bahwa Rusia berencana menyambut 16.000 sukarelawan.

Baca Juga: Ketar-ketir Jadi Lokasi Perang Berikutnya Setelah Menyaksikan Ukraina Dihancurkan Rusia, Negara Asia Ini Langsung Bersiap Latihan Perang dengan China Sebagai Musuhnya

Baca Juga: Cuma Berawal Dari Kesalahan Sepele Negaranya Harus Menanggung Serangan Rusia, Rupanya Jika Sejak Awal Ukraina Mengambil Langkah Ini, Mungkin Rusia Sama Sekali Tak Akan Menyentuhnya

Mereka sebagian besar dari Timur Tengah dan ingin ikut berperang bersama militer Rusia di Ukraina.

Di sisi yang berlawanan, puluhan ribu sukarelawan telah mendaftar diri untuk bergabung dengan pasukan Ukraina melawan Rusia.

Baca Juga: Termasuk Skenario Terburuknya Adalah Perang Nuklir Habis-habisan, Terkuak 5 Skenario yang Bisa Membuat Perang Rusia-Ukraina Selesai

Baca Juga: Gunakan Taktik Serupa di Timur Tengah, Penduduk Suriah Ini Bocorkan Cara Rusia Gempur Ukraina Ternyata Gunakan Taktik Sama Ketika Hancurkan Suriah

(*)

Artikel Terkait