"Teman saya mengatakan dia tidak dapat memperbarui kontrak kerjanya hari ini, uang yang dia tabung sekarang tidak berharga dan semua orang panik."
Sanksi ekonomi memang telah menyebabkan mata uang nasional anjlok nilainya.
Rubel awalnya merosot 30 persen pada hari Senin. Padahal sebelum turun 20 persen.
Jatuhnya rubel memaksa Bank Rusia untuk menggandakan suku bunga menjadi 20 persen.
Runtuhnya nilai rubel mengikis daya beli mata uang dan dapat menghapus tabungan orang Rusia biasa.
Laporan juga muncul bahwa bank mulai kehabisan uang, karena orang mati-matian mencoba menarik uang tunai.
William Legate memposting di Twitter: "Bank-bank Rusia mulai kehabisan uang."
Dia menambahkan foto ATM yang menampilkan pesan: "Maaf, tidak ada uang dalam mata uang seperti itu."
Sberbank, bank terbesar di Rusia dan di mana sebagian besar orang Rusia memiliki rekening, mengatakan telah mengalami aliran keluar simpanan yang signifikan dalam waktu yang sangat singkat.
Chris Weafer, kepala eksekutif di perusahaan konsultan Micro-Advisory dan berbasis di Moskow, mengatakan kepada BBC: "Sanksi ini memukul warga Rusia biasa."
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR