Intisari-Online.com - Meski hampir 2 tahun terjadi, asal usul virus corona masih belum jelas.
Ada yang menyebutasal usul virus coronadari pasar hewan di Wuhan, China, tempat pertama kasus virus corona(Covid-19) ditemukan.
Namun seiring berjalannya waktu, ada juga orang yang percaya virus corona berasal darilaboratorium.
Termasuk penemuanbukti yang satu ini.
Dilansir daridailymail.co.uk pada Kamis (24/2/2022), kecurigaan baru bahwa Covid-19 mungkin telah dibuat-buat di laboratorium muncul setelah para ilmuwan menemukan materi genetik yang dimiliki oleh Moderna dalam protein lonjakan virus.
Mereka mengidentifikasi potongan kecil kode yang identik dengan bagian gen yang dipatenkan oleh pembuat vaksin tiga tahun sebelum pandemi.
Itu ditemukan di situs pembelahan furin unik SARS-CoV-2, bagian yang membuatnya sangat baik dalam menginfeksi orang dan memisahkannya dari virus corona lainnya.
Strukturnya telah menjadi salah satu titik fokus perdebatan tentang asal usul virus, dengan beberapa ilmuwan mengklaim itu tidak dapat diperoleh secara alami.
Tim peneliti internasional menyarankan virus mungkin telah bermutasi untuk memiliki situs pembelahan furin selama percobaan pada sel manusia di laboratorium.
Mereka mengklaim ada kemungkinan satu dari tiga triliun urutan Moderna muncul secara acak melalui evolusi alam.
Tetapi hal ini masih memicu banyak perdebatan.
Dalam studi terbaru, yang diterbitkan di Frontiers in Virology, para peneliti membandingkan susunan Covid-19 dengan jutaan protein yang diurutkan pada database online.
Virus ini terdiri dari 30.000 huruf kode genetik yang membawa informasi yang dibutuhkan untuk menyebar, yang dikenal sebagai nukleotida.
Ini adalah satu-satunyavirus corona dari jenisnya yang membawa 12 huruf unik.
Dan ini memungkinkan protein lonjakannya diaktifkan oleh enzim umum yang disebut furin.
Sehingga mereka bisa menyebar di antara sel-sel manusia dengan mudah.
Lalu analisis genom Covid-19 asli menemukan kecocokan.
Di mana virus berbagi urutan 19 huruf spesifik dengan bagian genetik yang dimiliki oleh Moderna, yang memiliki total 3.300 nukleotida.
Bahkan perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini mengajukan paten pada Februari 2016 sebagai bagian dari divisi penelitian kankernya.
Profesor Lawrence Young, seorang ahli virologi di Universitas Warwick, mengakui temuan terbaru itu menarik.
Tetapi dia mengklaim itu tidak cukup signifikan untuk menyarankan manipulasi laboratorium.
"Kita berbicara tentang bagian yang sangat sangat kecil yang terdiri dari 19 nukleotida," ucapProfesor Lawrence Young.
"Jika Anda melakukan jenis pencarian ini, Anda selalu dapat menemukan kecocokan."
"Terkadang hal-hal ini terjadi secara kebetulan."
"Terkadang itu adalah hasil dari evolusi konvergen (ketika organisme berevolusi secara independen untuk memiliki sifat yang sama untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka)."
"Ini pengamatan yang unik."
"Tetapi itutidak membuat kita harus berdebat lebih jauh tentang apakah Covid-19 direkayasa atau tidak," tegasnya.
Selama ini banyak orang yang bertanya-tanya mengenaiasal usul Covid-19 dan hubungannya dengan Institut Virologi Wuhan.
Ada dugaan fasilitas itu sedang melakukan eksperimen pada jenis virus corona kelelawar yang serupa dengan yang bertanggung jawab atas pandemi tersebut.
Tapi China bersikeras bahwa virus tidak bocor dari laboratorium.
Tetapi mengklaim bahwa persilangan ke manusia pasti terjadi di 'pasar basah' di Wuhan yang menjual hewan hidup.