Intisari-Online.com - Kasus virus corona di Indonesia semakin melonjak dalam beberapa hari terakhir.
PerKamis (3/2/2022),Satgas Covid-19 melaporkan kasusvirus corona di Indonesia bertambah27.197 kasus hanya dalam 24 jam.
Selain itu, ada 38 orang dinyatakan meninggal dunia dan5.993 lainnya dikonfirmasi sembuh.
Data pada Kamis kemarin merupakanyang tertinggi sejak varian Omicron dikonfirmasi masuk ke Indonesia pada Desember tahun lalu.
Meski begitu,Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan semua pasien mengalami gejala ringan.
"Pasien yang masuk rumah sakit 85 persen sudah sembuh," kata Nadia padaJumat (4/2/2022).
"Sedangkan yang kasusnya berat, kritis, hingga membutuhkan oksigen sekitar 8 persen."
Ada beberapa poin yang disampaikan Nadia terkait tingginya kasus Covid-19 di Indonesia.
Pertama, pasienyang terkonfirmasi Omicron tapi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, diperbolehkan menjalani isolasi mandiri.
Bahkan mereka juga bolehmengakses bantuan telemedisin.
Kedua, pasien yang tengahmenjalani isolasi mandiri dansaturasi di atas 95 persen, maka tidak perlu khawatir.
Jika ada gejala seperti
"Kalau ada gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat,"lanjut Nadia.
Tingginya kasus Covid-19 di Indonesia menduga semua karena varian Omicron jauh lebih menyebar dibanding varian Delta.
Hal itu dikatakan oleh seorang peneliti asal China.
Dilansir dariSouth China Morning Post padaJumat (4/2/2022), para peneliti menduga varian Omicron ditularkan manusia kepada tikus.
Lalu terjadi mutasiyang berkali-kali lipat.
Akibatnyatikus kembali menularkannya kepada manusia dalam bentuk Omicron.
Pernyataan itu didapat para peneliti China setelah mereka menemukan 5 mutasi.
Dan di salah satu mutasi ditemukan terjadi di paru-paru tikus.
Jika sudah seperti ini, benarkah Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19?
Nadia menyatakan pemerintah Indonesiamasih belum bisa memastikan apakah benar Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19atau tidak.
Kini, pemerintah sedang memantau berdasarkan data dari 10 hari peningkatan kasus.
Namun melihat jumlah kasus terus meningkat dalam beberapa hari terakhir, maka mungkin Indonesia sudah berada di awal gelombang ketiga.
"Dengan kondisi seperti ini,kita sudah jelas tengah berada di awal dari gelombang ketiga yang sudah dimulai," tutup Nadia.