Advertorial
Intisari-Online.com - Pernahkah Anda bermain kartu remi?
Kartu remi merupakan sebuah permainan kartu yang popular.
Di dalamnya berisi 52 lembar yang terbagi menjadi 4 jenis kartu, yakini Spade (sekop/pohon), Heart (hati), Diamond (wajik/kertas), Club (keriting).
Di mana masing-masing terdiri dari 13 kartu AS sampai King, serta tambahan 2 kartu joker.
Kartu King merupakan kartu tertinggi. Tapi tidakkah Anda penasaran siapa sosok di balik foto raja tersebut?
Apakah itu hanya foto ilustrasi saja?
Dilansir darithevintagenews.com pada Jumat (4/2/2022), wajah para rajadalam paket standar kartu remi mungkin tampak hanya anonim semata.
Tetapi menurut International Playing Card Society, di Prancis, foto para raja itupernah menggambarkan beberapa pemimpin paling terkenal dalam sejarah.
Meskipun mereka telah mengalami banyak perubahan desain selama bertahun-tahun, di Prancis abad ke-17, empat raja di tumpukan kartu remi diberi nama dan identitas, yang mencerminkan pentingnya dan keagungan monarki Prancis itu sendiri.
Ya, raja-raja di kartu remi mewakili beberapa pemimpin paling ikonik dalam sejarah.
Asal usul kartu remi, seperti yang kita kenal sekarang,tidak begitu jelas.
Menurut sejarawan Joseph Needham, mereka pertama kali muncul di Tang China, pada abad ke-9 M.
Tetapi kartu-kartu awal ini tidak diatur dengan angka dan simbol seperti sekarang.
Diperkirakan bahwa raja pertama kali muncul di kartu remi yang diproduksi di India atau Persia, dan kartu-kartu ini dibawa ke Eropa melalui Semenanjung Iberia pada Abad Pertengahan.
Menurut International Playing Card Society, sebagian besar variasi termasuk kombinasi kartu bernomor dengan tiga atau terkadang empat kartu "kerajaan", yakni raja, ratu, ksatria, dan penjahat.
Ini kemudian dibagi menjadi pakaian yang diwakili oleh simbol yang berbeda, termasuk cangkir, koin, pedang, dan tongkat.
Kartu-kartu ini, dan permainan yang terkait dengannya, segera menjadi sangat populer di seluruh Eropa, dan produsen mulai bereksperimen dengan cara merampingkan produksinya.
Variasi regional mulai berkembang, karena area yang berbeda mulai menstandarkan ikonografi yang terkait dengan kartu mereka.
Di Jerman, misalnya, ratu dihapus seluruhnya, dan simbol aslinya diganti dengan lonceng, hati, daun, dan biji ek.
Namun, pengrajin Prancis segera mempelajari teknik baru untuk membuat produksi kartu lebih efisien, dan desain merekalah yang mulai mendominasi di Eropa.
Menurut International Playing Card Society, mereka memperkenalkan kembali ratunya, tetapi tetap mempertahankan beberapa ikon Jerman untuk mewakili setelan itu.
Itulah yang membentuk simbol yang begitu akrab hingga saat ini, yaitu hati, sekop/pohon, keriting, dan wajik/kertas.
Pada abad ke-16, desainer kartu bereksperimen dengan berbagai karakter termasuk pahlawan Romawi seperti Augustus atau Constantine, atau tokoh Alkitab seperti Solomon.
Namun, pada awal abad ke-17, mereka telah menetapkan empat tokoh kunci yang selaras dengan citra diri Prancis.
Raja hati diidentifikasi sebagai Charlemagne, pahlawan Prancis ikonik yang menyatukan kaum Frank dan menciptakan Kekaisaran Karoling yang agung.
Ini adalah pengingat masa lalu Prancis yang hebat dan umur panjang monarkinya.
Tokoh alkitabiah Daud adalah raja sekop/pohon, mewakili kemenangan orang benar atas yang kuat.
Raja wajik/kertas diwakili oleh Julius Caesar, pahlawan Romawi dan penakluk Galia.
Akhirnya, rajakeritingadalah Alexander, pemimpin Yunani kuno yang mengalahkan Persia dan menaklukkan tanah sejauh Hindu Kush.
Praktik pemberian nama dan identitas pada kartu kerajaan bertahan selama hampir 200 tahun di Prancis, meskipun tidak diadopsi secara luas di seluruh Eropa.
Namun, pada akhir abad ke-18, kaum revolusioner Prancis mulai tidak menyetujui desain kartu remi yang terlalu bernuansa monarki.
Sebaliknya, mereka lebih menyukai simbol dan citra yang lebih netral yang tidak berfungsi untuk memuliakan monarki Prancis.
Akibatnya, praktik mengidentifikasi kartu kerajaan sebagai individu dari sejarah mati pada awal abad ke-19.
Kini, raja-raja pada kartu remi, bahkan di Prancis, tidak memiliki hubungan sejarah.