Intisari-Online.com - Ini adalah kisahRichard III.
Richard III merupakanRaja Inggris dan Penguasa Irlandia dari 26 Juni 1483 hingga kematiannya pada 1485.
Dilansir darithevintagenews.com pada Selasa (2/1/2022), meskipun hanya memerintah Inggris selama dua tahun lamanya,Raja Richard III didugasangat haus kekuasaan.
Oleh karenanya, dia sering dianggapbertanggung jawab atas beberapa pembunuhan, termasuk pembunuhan dua keponakannya, Edward dan Richard.
Kisah itu bermula padaApril 1483 ketika Raja Edward IV tiba-tiba meninggal.
Putra Raja Edward, Edward V, ditetapkan untuk naik takhta Inggris. Padahal usianya masih 12 tahun.
Akibatnya, paman Edward V, Richard III, mengambil alih keponakannya pada Mei 1483 dan mengangkat dirinya sendiri sebagai pelindung raja.
Pada titik ini, baik Edward dan adiknya Richard dibawa ke tahanan Edward III.
Kedua bersaudara itu dipenjarakan di Menara London, di mana mereka menghabiskan sisa hari-hari mereka.
Richard III juga mengeksekusi Lord Hastings. Lord Hastings adalah penasihat tepercaya untuk Edward IV dan sangat setia kepada Edward V.
Pada Juni 1483, Richard III dinobatkan sebagai Raja Inggris.
Setelah penobatannya, dia pergi untuk berkeliling kerajaannya.
Namun, ketika dia pergi, dia menerima kabar bahwa ada upaya yang gagal untuk menyelamatkan keponakannya dari Menara London.
Banyak orang percaya bahwa peristiwa ini menyebabkan pembunuhan para pangeran.
Setelah Agustus 1483, kedua pangeran tidak pernah terlihat lagi.
Menurut Thomas More's History of KingRichard IIIyang ditulis antara tahun 1513 dan 1518, Richard III memerintahkan kematian keponakannya setelah dia memenjarakan mereka di Menara London dan membunuh Lord Hastings.
Menurut More, antek-antek Richard menyelinap ke kamar tidur Pangeran di London pada tengah malam.
Lalu menahan paksa bantal ke wajah mereka selama beberapa saat.
Pada akhirnya itu membuat keduanya kehabisan napas hingga meninggal.
Ribuantahun kemudian, tepat pada1674, dua kerangka ditemukan terkubur di bawah tangga batu di Menara London.
Sebelumnya, banyak orang percaya bahwa kerangka ini adalah sisa-sisa kedua pangeran.
Namun, identitas kerangka itu pada akhirnya tidak pernah dikonfirmasi.
Benarkah Richard III pelakunya?
Teori umum yang ada selama 500 tahun terakhir adalah bahwa Richard III telah memerintahkan keponakannya untuk dibunuh pada musim panas 1483.
Tapi teori ini diperdebatkan menurut interpretasi petunjuk baru yang ditemukan di sebuah gereja di Devon.
Sejarawan Philippa Langley memimpin studi baru ini sebagai bagian dari Missing Princes Project.
Pada 2012, Philippa Langley menemukan kerangka Richard III di tempat parkir di Leicester.
Tim peneliti mengikuti jejak dokumen abad pertengahan ke sebuah desa kecil di pedesaan Devon, di mana mereka menemukan bahwa simbol kerajaan Yorkist telah diukir di gereja lokal, Saint Matthew's.
Di dalam gereja, tim peneliti menemukan patung seorang pria bernama "John Evans", yang menatap langsung ke jendela kaca patri yang menggambarkan salah satu pangeran yang hilang, Edward V.
Hal ini membuat para peneliti percaya bahwa "John Evans" dan Edward V adalah orang yang sama.
Penemuan ini membuat tim peneliti berteori bahwa Edward V tidak pernah dibunuh oleh pamannya.
Sebaliknya, dia dikirim untuk menjalani sisa hidupnya di Devon.
Saudara tiri Edward V, Thomas Grey, Marquis of Dorset, memiliki tanah di Devon. Jadi masuk akal mengapa Edward V dikirim ke daerah terpencil ini.
Pada bulan Maret 1484, Elizabeth Woodville, ibu dari dua pangeran, mencapai kesepakatan dengan Richard III dan meninggalkan Westminster dengan putri-putrinya.
Dia kemudian menulis kepada putranya yang diasingkan, Thomas Grey, memintanya untuk pulang, karena Richard III telah setuju untuk memaafkannya.
Anehnya, tidak disebutkan soal dua pangeran muda dalam surat ini.
Namun, menurut dokumen kerajaan, Richard III mengirim pengikut tepercaya bernama Robert Markenfield dalam misi yang tidak diketahui dari Yorkshire ke desa Devon terpencil yang terletak di dalam tanah Thomas Grey.
Tak lama setelah ini, John Evans tiba di desa yang sama.
John Evans dianugerahi gelar Lord of the Manor dan "Parker" dari taman yang berada di belakang gereja St. Matthew.
Yang cukup menarik, tidak ada catatan tentang John Evans yang muncul sebelum dia tiba di Devon.
“Pria ini John Evans diberi gelar bergengsi ini meskipun tampaknya tiba-tiba datang. Aneh bukan?" katapeneliti utama John Dike.
"Ada kemungkinan Edward mengirimnya untuk hidup secara rahasia sebagai bagian dari kesepakatan yang kami tahu disepakati antara Richard dan ibunya."