Intisari-Online.com - Menurutsitus resmi United Nation, China masih menjadi negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Di mana China memiliki jumlah penduduk sekitar 1,4 miliar orang.
Meski begitu, mengapa beberapa orang di China malah memilih menikahi hantu?
Ya, dilansir darithevintagenews.com pada Jumat (25/2/2022), di pedesaan China seperti Shanxi, Shaanxi, dan Henan, sangat umum bagi dua jiwa yang telah meninggal untuk menikah.
Atau bagi orang yang masih hidup untuk menikahi hantu.
Apa alasannya?
Keyakinan akan kehidupan setelah kematian sangat kuat di China.
Kerabat yang masih hidup diharuskan untuk membuat persembahan rutin kepada hantu leluhur mereka untuk memastikan bahwa mereka bahagia dan dirawat dengan baik di kehidupan berikutnya.
Persembahan seperti itu termasuk uang, rumah kecil, atau pelayan.
Jika seorang pria atau wanita meninggal dalam keadaan belum menikah, diyakini bahwa mereka akan kesepian di akhirat.
Orangtua lalu akan mengatur pernikahan hantu bukan hanya karena mereka mencintai anak-anak mereka dan ingin menyelamatkan mereka dari kesepian, tetapi juga karena mereka takut hantu yang tidak bahagia lebih mungkin untuk kembali dan menghantui mereka.
BBC melaporkan pada tahun 2016 bahwa pernikahan hantu sangat populer di Shanxi.
Ini karena banyak pria yang belum menikah kehilangan nyawa mereka di industri pertambangan batu bara.
Menemukan pasangan untuk anak mereka yang telah meninggal adalahcara untuk memberi kompensasi kepadanya karena telah meninggal muda saat bekerja untuk menghidupi keluarga.
Alasannya laing demi melanjutkan garis keluarga.
Menjaga loh arwah anggota keluarga yang meninggal penting bagi beberapa orang Tionghoa.
Jadi mereka harus memiliki anak untuk melanjutkan tradisi ini.
China termasuk negara dengan tekanan sosial yang tinggi. Alasannya karenaChinamemilikijumlah penduduk terbanyak di dunia.
Tidak heran selain pernikahan hantu, adabanyak pernikahan antara orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal.
Dibeberapa bagian China, wanita yang belum menikah tidak hanya dianggap memalukan, tetapi juga sebagai beban bagi keluarga mereka.
Mereka dapat dijauhi oleh masyarakat.
Oleh karenanya, pernikahan dengan hantuakan meningkatkan posisinya di masyarakat dan memberinya tempat di rumah keluarga suaminya.
Selain itu, tradisi Tionghoa tidak mengizinkan adik laki-laki menikah sebelum kakak laki-laki mereka menikah.
Jadi jika kakak laki-laki meninggal tanpa menikah, pernikahan hantu harus dilakukan agar adik laki-laki bisa menikah tanpa melanggar tradisi.
Dalam beberapa kasus, keluarga akan berusaha keras untuk memastikan bahwa anak mereka yang meninggal akan memiliki pasangan yang cocok untuk mereka.
Bahkan adamak comblang feng shui khusus untuk pernikahan hantu.
Mereka akan meneliti dan berkonsultasi dengan horoskop untuk memastikan bahwa dua roh cocok.
Seorang mak comblang mengatakan kepada media China bahwa 30 tahun yang lalu, biayanya sekitar 5.000 yen(Rp623.465) untuk membeli jenazah seorang wanita untuk pernikahan hantu.
Pada tahun 2016, harga tersebut telah meningkat secara dramatis menjadi 150.000 yen (Rp18 juta).
Sayangnya tradisi ini semakin mengerikan.
Sebagai contoh adaseorang gadis muda yang sedang sekarat.
Lalu banyak banyak keluarga datang ke rumah sakit untuk mengambil bagian dalam "pelelangan" untuk menjadikannya pengantin wanita.
Dia menambahkan, jika pelelangan selesai dengan cepat, maka orangtuanya akan mengatur untuk menyerahkan tubuhnya bahkan saat dia masih hidup.
Tidakjarang orang melakukan perampokan, penculikan, dan bahkan pembunuhan dalam upaya untuk menyediakan pengantin wanita hantu.