Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan invasi ke Ukraina.
TepatnyaPresiden Rusia Vladimir Putin melakukan operasi militer khusus ke wilayah Ukraina timur.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan sikap China?
Diketahui Rusia dan China adalah negara sekutu. Keduanya juga bermusuhan dengan Amerika Serikat (AS) dan barat.
Akan tetapi sikap China mengenai konflik Rusia dan Ukraina berbeda.
Awalnya, Presiden China Xi Jinping terlihat mendukung Putin.
Namun beberapa hari lalu China mengatakantidak akan memberi bantuan secara militer kepada Rusia.
Hal itu disampaikan langsung olehMenteri Luar Negeri China Wang Yi dalamKonferensi Keamanan Munich pada 20 Februari 2022.
“Kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan wilayah semua bangsa harus dilindungi dan dihormati," kata Wang Yi seperti dilansir dari24h.com.vnpada Selasa (22/2/2022).
"Ini adalah hal mendasar dalam hubungan internasional, yang diabadikan dalam piagam PBB. Ukraina tidak terkecuali."
Para ahli di China juga menyakini bahwa Presiden Xi Jinping tidak mau terlibat dengan konflik Rusia dan Ukraina menggunakan militer.
China malahan memberi dukungannya ke Ukraina. Bahkan begini cara media China membuatliputan Rusia-Ukraina.
Dilansir dari nypost.com pada Kamis (24/2/2022),Horizon News, bagian dari Beijing News, memposting "instruksi" tentang cara menutupi ketegangan yang meningkat ke halaman Weibo-nya pada hari Selasa.
Diketahui China telah memperkuat aliansinya dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir dan kedua negara juga menjadi mitra ekonomi yang semakin aktif.
Perdagangan antara China dan Rusia telah tumbuh dari 10,7 miliar Dollar AS pada tahun 2004 menjadi 140 miliar Dollar pada tahun 2021, menurut think tank Carnegie Moscow Center.
Nah, terkait konflik Rusia dan Ukraina, China yang memang terkenal sangat membatasi media massanya.
Outlet berita di negara itu dibatasi dalam apa yang dapat mereka katakan tanpa campur tangan pemerintah.
Dalam posting Weibo, Horizon News menyatakan bahwa konten apa pun yang menggambarkan Rusia secara tidak baik tidak akan dipublikasikan.
Hal yang sama berlaku untuk pembingkaian pro-Barat.
Kemudian pada hari Selasa, posting Weibo telah dihapus.
"Sederhananya, China harus mendukung Rusia dengan dukungan emosional dan moral sambil menahan diri dari menginjak-injak Amerika Serikat dan Uni Eropa," Ming Jinwei, editor senior di Kantor Berita Xinhua, menulis dalam blog WeChat yang dikutip oleh Pos. Xinhua adalah agen pers resmi pemerintah China.
"Di masa depan, China juga akan membutuhkan pengertian dan dukungan Rusia ketika bergulat dengan Amerika untuk menyelesaikan masalah Taiwan sekali dan untuk selamanya," tambah editor itu kemudian.