Intisari-Online.com - Rusia dan China dikenal sebagai negara yang bersekutu.
Tidak hanya dikenal memiliki kekuatan militer yang kuat, baik Rusia dan China juga sama-sama memusuhi Amerika Serikat (AS) dan barat.
Namun hal itu tidak terjadi ketika Rusia terlibat konflik dengan Ukraina.
Pada awalnya, China mendukung Rusia untuk menyerang Ukraina. Namun kini semua berubah.
Dilansir dari kontan.co.id pada Selasa (22/2/2022), China hanya akan mendukung Rusia secara ekonomi jika Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina.
Artinya China tidak akan memberi bantuan secara militer kepada Rusia.
Tentu saja hal ini membuat Rusia semakin terpojok. Belum lagi pasukan Barat yang dipimpin AS sudah mengepung Ukraina.
Menurut China, invasi Rusia ke Ukraina berkebalikan dengan sikap China yang mau menegakkan keadilan di dunia.
Sehingga para ahli di China menyakini bahwa Presiden China Xi Jinping hampir pasti tidak ingin terlibat secara militer.
Lebih dari itu, China malah menujukkan dukungannya kepada Ukraina.