Penulis
Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina sepertinya sudah memasuki puncak.
Bahkan bukan tidak mungkin bila konflik Rusia dan Ukraina akan berubah menjadi perang.
Diketahui sekitar 150.000 tentara Rusia bersiaga di perbatasan Ukraina.
Kehadiran ratusan ribu tentara itu sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Sementara Ukraina dibantu oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis.
Namun semua pasukan dari negara-negara itu bersiaga di beberapa negara Eropa Timur.
Di tengah ketegangan ini, seorang tentara Ukraina dilaporkan tewas dalam beberapaledakan di utara kota Donetsk yang dikuasai pemberontak.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (19/2/2022), berita itu muncul ketika para pemimpin separatis pro-Rusia telah mengumumkan mobilisasi umum di wilayah-wilayah yang disengketakan Ukraina.
Ini terjadi ketika ketegangan dengan Rusia meningkat.
Selain itu tentara di garis depan Ukrainamengalami 'penembakan terberat'selama bertahun-tahun dalam beberapa hari terakhir.
Hal ini diakui olehsebagai pejuang nasional Inggris di Angkatan Darat Ukraina.
Dia menuliskan pengakuannya di akun Twitternya.
"Dalam seluruh tiga tahun saya di garus depan, ini adalah penembakan terberat yang pernah saya dengar untuk waktu yang lama.:
"Dua lokasi sekarang berada di bawah pengeboman berat."
Apa yang terjadi di Ukraina tidak lama setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putintelah memutuskan untuk melancarkan invasi ke Ukraina.
Biden sendiri punya alasan mengapa dia berkata tersebut.
Sebab dia dan timnya telah melakukan pemeriksaan. Termasuk akan ada serangandi ibukota Kiev.
“Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia berencana dan berniat untuk menyerang Ukraina dalam minggu mendatang," kataBiden pada konferensi pers pada hari Jumat kemarin.
“Kami percaya bahwa mereka akan menargetkan ibukota Ukraina, Kiev, sebuah kota berpenduduk 2,8 juta orang."
"Kami menyerukan rencana Rusia dengan keras dan berulang kali."
“Sampai saat ini, saya yakin dia telah membuat keputusan. Kami punya alasan untuk percaya itu.”
Selama ini, Rusia selalu menolak klaim bahwa mereka akan menyerang Ukraina.
Bagaimana dengan kali ini?