Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rusia dan China adalah sekutu.
Bahkan bisa dibilanghubungan dekat Rusia dan China bisa membuat Amerika Serikat (AS) dan Barat harus khawatir.
Ini karenaChina adalah sekutu paling berbahaya dari Presiden RusiaVladimir Putin.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (19/2/2022), aeperti Rusia, China dipandang sebagai negara terkuat di dunia.
Apalagi mengingat mereka punya kesamaan visi dan misi, serta sama-sama tak bersahabat dengan Barat.
Mereka jugadekat satu sama lain, terutama dengan perdagangan.
Ini karena kedua negaraberbagi perbatasan sepanjang 2.615,5 mil.
Tidak heran bilanegara-negara barat percata bahwa jika Putin dan Xi Jinping bersatu, maka ada berbagai masalah yang bisa terjadi.
Kerjasama energi
Invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi efek domino.
Jika Rusiamenginvasi Ukraina, maka Amerika Serikat (AS) akan menolong Ukraina dan memberi sanksi.
Salah satu sanksinya adalah menyerangPutin melalui perusahaan minyak dan energi Rusia, yang memiliki jaringan pelanggan yang luas di seluruh Eropa.
Tapi upaya untuk mengganggu energi Rusia dapat merugikan negara-negara Eropa juga.
Ini karena mereka memiliki perjanjian yang mapan dengan China.
Kerjasama angkatan bersenjata
Pasukan Rusia dan China telah meningkatkan kerja sama militer selama beberapa tahun terakhir.
Kedua negara telah memajukan program militer independen, dengan Rusia masing-masing menghabiskan 61,7 miliar Dollar AS dan China 252,3 miliarDollar AS pada tahun 2020.
Mereka juga telah menjalin kesepakatan satu sama lain, seperti yang ditetapkan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
Dalam laporan tahun 2021, organisasi tersebut melaporkan kontrak untuk pesawat dan sistem pertahanan senilai hingga 5 miliar Dollar AS.
Kerjasama nuklir
Ini adalah masalah yang paling dikhawatirkan Barat.
China memiliki350 hulu ledak nuklir. Sedangkan Rusia memiliki6.257 hulu ledak nuklir, terbanyak di seluruh dunia.
Tapi kedua negara telah melakukan kerja sama termasuk senjata nuklir.
Pada tahun 2021,mereka menandatangani paket kontrak yang mendekatkan mereka melalui kesepakatan untuk unit reaktor dan generator.
Peningkatan kerja sama energi nuklir memberi kedua negara sumber energi alternatif yang belum sepenuhnya dihargai oleh barat.
Akankah China mendukung Rusia jika menginvasi Ukraina?
Analis baru-baru ini memperdebatkan apakah China akan mendukung Rusia saat bergerak di Ukraina.
Terlepas dari ikatan militer mereka dan dukungan "diam-diam" untuk Rusia, jurnalis yang berbasis di Beijing, Mu Chunshan, berpendapat bahwa para pejabat China tidak akan mendukung langkah seperti itu.
Dia berpendapat bahwa hubungan militer Rusia-China tidak sedekat yang terlihat.
Selain itu, Presiden China Xi Jinping tidak berkewajiban untuk mendukung Rusia.
Apalagi hingga hari ini, China belum ada mengomentari konflik Rusia dan Ukraina ataumengeluarkan dukungan untukRusia ataupun Ukraina.