"China mendesak semua pihak untuk mengambil pendekatan rasional dan menyelesaikan krisis perbatasan Ukraina-Rusia melalui dialog dan negosiasi," Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan pada surat kabar pertemuan itu.
"Saat ini, menciptakan lebih banyak ketegangan dan spekulasi tentang perang bukanlah tindakan yang bertanggung jawab," katanya.
"Sanksi dan tekanan terhadap Rusia tidak membantu meredakan situasi, tetapi hanya membawa kita ke Perang Dingin yang baru dan bahkan lebih berbahaya," tambahnya.
Sebelumnya, pada 14 Februari, G7 mengancam akan siap menjatuhkan sanksi dengan "konsekuensi langsung dan luas" terhadap ekonomi Rusia akibat ketegangan dengan Ukraina.
"Setiap agresi Rusia terhadap Ukraina akan ditanggapi dengan tanggapan yang terkoordinasi dan cepat," kata G7 dalam sebuah pernyataan bersama.
China dikatakan "lebih rendah kata-kata" di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Pada 13 Februari, saat mengumumkan evakuasi staf dari kedutaan di Kiev, Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga meminta China untuk menghentikan "kebisuan dingin" atas krisis perbatasan Rusia-Ukraina.
"Pemerintah China dengan senang hati mengkritik Australia, tetapi tetap diam tentang pembangunan militer Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina," kata Morrison kepada wartawan.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR