Bizantium kalah perang dan harus membayar upeti kepada Abbasiyah untuk beberapa waktu.
Lalu, pada tahun 781, Irene mulai semakin dekat dengan kaum Frank, mencoba untuk mengatur pernikahan antara Konstantinus VI dan putri Charlemagne, Rotrude.
Tetapi, pengaturan itu tidak berjalan sesuai rencana dan pernikahan dibatalkan.
Saat Konstantinus VI dewasa, Irene membuat keputusan untuknya sampai serangkaian pemberontakan menyebabkan Konstantinus berselisih dengan Irene.
Setelah pemberontakan terakhir pada tahun 797 di mana Konstantinus VI melarikan diri ke pantai Asia Bosporus, namun Irene menyeret Konstantinus kembali ke Konstantinopel dengan matanya dicungkil.
Konstantinus tidak selamat karena luka-lukanya itu.
Dengan Kekaisaran Bizantium di bawah kekuasaannya, Irene sekarang menjadi Kaisar wanita.
Sebagai penguasa, dia mengejar hubungan yang lebih baik dengan kepausan, tetapi itu tidak menghentikan Leo III melihat takhta Bizantium sebagai kekosongan karena kurangnya ahli waris laki-lak.
Charlemagne dimahkotai sebagai Kaisar Roma, yang membuat Kekaisaran Bizantium kecewa, namun demikian, Irene terus meningkatkan hubungan dengan Frank.
Pada tahun 802, Charlemagne dan Irene mengumumkan rencana untuk menikah, yang akan menyatukan kaum Frank dan Bizantium.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR