Usai Tritura pertama kali dikumandangkan, sebenarnya wakil mahasiswa sempat diundang Presiden Soekarno di lstana Bogor untuk menghadiri sidang kabinet.
Tepatnya pada 12 januari 1966, yang mana ketika itu beberapa tuntutan mahasiswa dijawab dengan penurunan harga minyak sebesar 50 persen serta upaya untuk mencari jalan keluar untuk menurunkan harga barang secara keseluruhan.
Tetapi, kemudian presiden Soekarno merasa janjinya sulit direalisasikan dan menuduh gerakan mahasiswa dimanipulasi dan ditunggangi oleh kekuatan neokolonialisme dan imperialisme.
Sehingga, mahasiswa pun kembali bergerak agar Tritura dipenuhi, bahkan melakukan aksi sabotase pelantikan Kabinet Baru yang memaksa para calon menteri harus mencapai istana dengan menggunakan helikopter.
Situasi di Indonesia pun kian memanas, terlebih dengan gugurnya salah seorang demonstran dari UI, Arif Rachman Hakim, yang tertembak dalam bentrokan antara mahasiswa dan pasukan pengawal khusus presiden, Cakrabirawa.
Pada akhirnya, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret yang memberikan tugas kepada Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
Seperti diketahui, Surat Perintah 11 Maret 1966 itulah yang dianggap sebagai awal muncul dan berkembangnya kekuasaan Orde Baru.
Tritura pun disebut-sebut sebagai tonggak sejarah lahirnya Orde Baru.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR