Gajah Mada meninggal pada tahun 1364, tujuh tahun setelah Pertempuran Bubat.
Namun, ketegangan antara orang Sunda dan orang Jawa tetap ada.
Beberapa orang Sunda masih percaya bahwa pernikahan antara orang Sunda dan orang Jawa dilarang, seperti halnya Romeo dan Juliet.
Jika Anda merasa sulit untuk percaya bagaimana pertempuran abad ke-14 dapat mengakibatkan ketegangan etnis selama tujuh abad, rasanya Anda tidak sendirian.
"Pertempuran Bubat itu nyata, tetapi detail peristiwanya tidak lengkap," kata Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat ketika itu, dalam sebuah artikel oleh media berita nasional Indonesia Kompas.
“Kisah pertempuran itu terungkap dalam Pararaton (Kitab Raja-Raja, babad Jawa) yang ditulis 117 tahun setelah pertempuran. Jadi tentu saja (ceritanya) bias.”
Menurut Heryawan, penyebab ketegangan Sunda-Jawa modern bukan karena Pertempuran Bubat itu sendiri, tetapi karena propoganda kolonial Belanda, yang mendorong perpecahan etnis untuk dapat lebih mengontrol koloninya.
Hampir 700 tahun sejak Pertempuran Bubat, yaitu pada Agustus 2017, Sultan Hamengkubuwoon X Yogyakarta, yang juga bertindak sebagai gubernur, mengesahkan Jalan Lingkar Yogyakarta.
Meskipun dibangun di atas bekas wilayah Majapahit, proyek jalan lingkar ini terdiri dari dua arteri dengan nama Sunda, yang pertama dalam sejarah Jawa.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR