Pertempuran Surabaya: Semangat Membara Arek-Arek Suroboyo

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sejarah Pertempuran Surabaya
Sejarah Pertempuran Surabaya

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di bawah langit kelabu November 1945, Kota Pahlawan Surabaya menjadi saksi bisu pergolakan heroik rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Di tengah euforia kemerdekaan yang masih seumur jagung, rakyat Surabaya harus kembali berhadapan dengan bayang-bayang kolonialisme yang berusaha merenggut kembali kedaulatan mereka.

Kedatangan pasukan Inggris di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945 memicu percikan api perlawanan.

Keinginan Inggris untuk melucuti pasukan pemuda dan memulihkan kontrol Belanda di Surabaya ditolak mentah-mentah oleh rakyat.

Surabaya, kota yang telah berlumuran darah dalam pertempuran melawan Jepang, pantang tunduk kembali pada penjajahan.

Pada tanggal 2 November 1945, rakyat Surabaya menunjukkan tekad baja mereka. Terbunuhnya Jenderal Mallaby dalam insiden di Hotel Yamato menjadi pemicu meletusnya pertempuran dahsyat.

Arek-Arek Suroboyo, pemuda-pemudi yang penuh semangat dan patriotisme, bahu membahu melawan pasukan Inggris yang jauh lebih kuat persenjataannya.

Pertempuran berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 10 hingga 20 November 1945. Surabaya berubah menjadi medan perang sengit. Jalan-jalan kota menjadi saksi bisu kobaran api dan letusan tembakan.

Rakyat Surabaya, bersenjatakan bambu runcing, bom molotov, dan tekad pantang menyerah, melawan tank-tank baja dan pesawat tempur Inggris.

Di tengah gempuran brutal, semangat juang Arek-Arek Suroboyo tak pernah padam. Bung Tomo, melalui siaran radionya yang membara, terus menggelorakan semangat rakyat untuk melawan.

Semboyannya, "Merdeka atau Mati!" menjadi pekik perang yang menggema di seluruh penjuru kota.

Baca Juga: Akar Tersembunyi Konflik Agraria: Luka Lama yang Menganga di Bumi Pertiwi

Pertempuran Surabaya tidak dimenangkan secara militer oleh Indonesia. Kekuatan Inggris yang superior memaksa para pejuang untuk mundur dan meninggalkan kota yang luluh lantak.

Namun, semangat juang Arek-Arek Suroboyo telah mengukir sejarah gemilang dalam perjalanan bangsa.

Pertempuran Surabaya bukan hanya pertempuran fisik, tetapi juga pertempuran mental dan ideologis. Rakyat Surabaya telah menunjukkan kepada dunia bahwa mereka pantas merdeka dan tidak akan pernah tunduk pada penjajahan.

Pertempuran ini menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia yang pantang menyerah dan menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Meskipun pertempuran telah usai, semangat juang Arek-Arek Suroboyo terus hidup dan membara. Hari ini, 79 tahun setelah pertempuran heroik itu, Surabaya masih dikenang sebagai Kota Pahlawan.

Semangat juang para pejuang dan rakyat Surabaya menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus menjaga kemerdekaan dan membangun bangsa yang lebih maju.

Pertempuran Surabaya bukan hanya tentang peperangan dan pertumpahan darah. Di balik kisah heroik ini, terdapat nilai-nilai luhur kemanusiaan, patriotisme, dan persatuan yang patut dilestarikan.

Semangat juang Arek-Arek Suroboyo menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kemerdekaan tidak datang dengan mudah, tetapi harus diperjuangkan dengan penuh keberanian dan pengorbanan.

Marilah kita terus mengenang dan menghormati para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Surabaya. Semangat juang mereka harus menjadi obor yang menerangi jalan kita untuk terus membangun bangsa yang lebih adil, makmur, dan bermartabat.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Artikel Terkait