“Jika (saya berhasil) mengalahkan (menaklukkan) Nusantara, (maka) saya akan berbuka. Kalau Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik kalah semua, (maka) saya berbuka.”
Beberapa tempat penting yang disebutkan dalam sumpah Gajah Mada adalah Pahang (Malaysia modern), Tumasik/Temasek (Singapura modern) dan terakhir, Sunda.
Keluarga kerajaan Sunda, bertekad untuk melindungi tanah mereka dari penaklukan Majapahit, melihat lamaran pernikahan sebagai kesempatan untuk membina aliansi.
Raja Sunda, Lingga Buana, pun memberikan restunya dan menemani putrinya untuk dinikahkan di ibu kota Majapahit, Trowulan.
Ketika raja Sunda dan rombongan kerajaannya tiba di Majapahit pada tahun 1357, mereka disambut oleh Gajah Mada.
Alih-alih menjadi aliansi, patih yang ambisius itu melihat peristiwa itu sebagai kesempatan untuk menuntut penyerahan Sunda ke Majapahit.
Dia juga bersikeras, bahwa sang putri hanya dijadikan selir, bukan menjadi permaisuri Majapahit.
Tentu saja, keluarga kerajaan Sunda marah dan menolak tuntutan tersebut, dan ini membuat Gajah Mada mengerahkan pasukan kecil Majapahit.
Meskipun menunjukkan keberanian besar dalam melawan pasukan itu, keluarga kerajaan Sunda yang kalah jumlah dengan cepat dimusnahkan, Raja Lingga Buana sendiri terbunuh dalam pertempuran itu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR