Intisari-Online.com - Baru ditemukan pada November 2021 kemarin, virus corona varian Omicron langsung menyebar ke berbagai negara.
Tidak heran jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus corona varian Omicron itu sebagai Variant of Concern.
Sebab varian Omicron diketahui memiliki jumlah mutasi yang tinggi sehingga mempercepat penyebarannya.
Ada beberapa informasi mengenai varian baru ini menurut Kepala Penyakit Baru dan Zoonosis dari Health Emergency Program WHO, Dr Maria Van Kerkhove.
Pertama, Omicron memang memiliki kecepatan transmisi yang tinggi. Namun belum bisa sebanding dengan varian Delta.
Saat ini, varian Delta masih menjadi varian virus yang dominan di seluruh dunia.
Kedua, gejala yang diakibatkan oleh varian ini beragam. Ada yang mengalami gejala sedang hingga berat.
Namun sebagian besar menunjukkan gejala sedang.
Ketiga, soal efektivitasnya terhadap vaksin Covid-19.
Sampai saat ini belum ada informasi pasti mengenai apakah vaksin Covid-19 bisa melawan varian Omicron.
WHO hanya berharap semua ahli bisa saling berkomunikasi dan akhirnya bisa memberikan penjelasan.
Dan hingga Rabu (8/12/2021), varian Omicron diketahui telah menyebar di banyak negara.
Total ada 45 negara yang sudah mengonfirmasi menemukan kasus infeksi Omicron. Di antaranya:
Eropa:
Austria, Belgia, Kroasia, Ceko, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Belanda, Norwegia, Portugal, Rumania, Spanyol, Swedia, Georgia, Rusia, dan Inggris.
Afrika:
Afrika Selatan, Botswana ,Zimbabwe, Nigeria, Ghana, Tunisia
Asia dan Australia:
Arab Saudi,Hong Kong, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Israel, Maladewa, Nepal, dan Australia
Amerika:
Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Meksiko, Argentina, dan Chile.
Meski ditemukan di 45 negara, saat ini kasus Omicron paling banyak terjadi di Afrika Selatan.
Oleh karenanya, negara lainnya wajib melakukan pembatasan sosial terhadap penerbangan dari dan ke Afrika Selatan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR