Bukan Amerika Serikat, Malah Negara yang Pernah Hampir Libatkan Eropa dalam Perang Ini yang Jadi Negara Pertama Ajak Iran Berperang, Seluruh Dunia Kalang Kabut!

May N

Editor

Ebrahim Raisi presiden Iran baru yang disebut Israel sebagai 'Jagal Teheran'
Ebrahim Raisi presiden Iran baru yang disebut Israel sebagai 'Jagal Teheran'

Intisari - Online.com -Sudah bukan rahasia jika Iran memiliki banyak musuh, terutama Amerika Serikat.

Hal ini karena negara tersebut memutuskan membuat senjata nuklir yang mengancam dunia.

Namun baru-baru ini, ketegangan memuncak antara Iran dan negara lain sampai hampir terjadi perang.

Menariknya, bukan AS yang pertama kali terlibat konflik bersenjata dengan AS.

Baca Juga: Pantesan Rela Bakar Duit Hingga Rp21 Triliun Cuma Buat Beli Bom, Bukan Palestina Inilah Sasaran yang Diinginkan Israel Untuk Dihancurkan dengan Bom 2.000 Kg dari Amerika Ini

Mengutip Asia Times, Azerbaijan adalah negara yang justru terlibat konflik dengan Iran setelah serangkaian serangan retorika, keluhan teritorial dan provokasi militer.

Ketegangan berubah menjadi perubahan persekutuan dan permainan kekuatan di wilayah tersebut.

Konflik muncul setelah Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev diwawancarai media Turki Anadolu Agency pada 28 September lalu.

Dalam wawancara itu ia menuduh pengendara truk dan pembawa bahan bakar Iran melanggar integritas wilayah negaranya dengan memindahkan barang-barang ke Armenia melalui jalan Goris-Kapan di Provinsi Syunik, Armenia tenggara.

Baca Juga: Pantesan Amerika Terang-terangan Lakukan Operasi Pembunuhan Hingga Bisa Picu Perang Dunia Kala Itu, Nyaris 2 Tahun Baru Terkuak Ternyata Ini Kesalahan Fatal Jenderal Iran Sampai Dibunuh Amerika

Wilayah itu diklaim Azerbaijan sebagai wilayah mereka.

Presiden Aliyev mengatakan jalan yang sebelumnnya memfasilitas perdagangan perbatasan Iran-Armenia itu dikuasai dan kini dimiliki oleh Azerbaijan setelah Perang Nagorno-Karabakh tahun 2020 yang berjalan selama 44 hari.

Ia mengatakan dalam wawancara yang sama jika sebanyak 60 truk Iran mencoba memasuki wilayah Nagorno-Karabakh antara 11 Agustus dan 11 September, melanggar aturan Azerbaijan.

Sebanyak dua pengendara Iran ditahan sementara pemerintah Baku memberikan pajak USD 130 untuk pemilik kendaraan Iran yang terlibat bisnis dengan Armenia, secara efektif mendorong banyak dari mereka untuk meninggalkan rute mereka karena bea cukai yang baru diperkenalkan yang telah membuat perdagangan menjadi tidak ekonomis.

Baca Juga: Pantes Sampai Rela Bakar Duit Sampai Rp21 Triliun, Ternyata Inilah yang Disiapkan Israel Dengan Uang Sebanyak Itu Cuma Demi Perang Dengan Iran

Kecaman publik Aliyev atas Teheran ini dianggap beberapa pakar sebagai cara politik mendapatkan pendukung lokal dan ditujukan untuk menunjukkan ketegasan kemenangan Azerbaijan atas Armenia di perang tahun lalu.

Namun tidak hanya tuntutan dari Aliyev yang sifatnya harus dipatuhi Iran, banyak yang beranggapan cara ini adalah cara Azerbaijan mengubah persekutuan dan memutus hubungan dengan Teheran untuk mendapatkan bantuan dari musuh Teheran.

Pada pertengahan September, Azerbaijan, Turki dan Pakistan melakukan latihan militer gabungan besar selama 2 minggu bernama "Three Brothers - 2021," yang dilaporkan menjadi latihan pertama antara militer tiga negara dan dikenal sebagai aksi kasar melawan Teheran.

Dihadapkan dengan tekanan populer nasional yang menuntut respon proporsional, tentara Iran melaksanakan latihan militer masif sendiri di dekat perbatasan dengan Azerbaijan pada 1 Oktober bernama "Fatehan Kheybar," yang memicu kemarahan otoritas Baku.

Baca Juga: Tak Berkedip Awasi Iran tapi Justru Tutup Mata pada Israel, Badan Atom Internasional Keceplosan Ungkap Cara Culas Negeri Zionis Bisa Bebas Kembangkan Nuklir Tanpa Takut Diawasi

Segera setelah latihan militer Iran diluncurkan, otoritas Azerbaijan menutup sebuah masjid dan kantor yang dioperasikan oleh perwakilan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei di Baku.

Menteri Dalam Negeri Azerbaijan mengatakan ditutupnya masjid karena penambahan infeksi Covid-19 yang menjadi-jadi, yang diklaim bahwa Masjid Husseiniyya menjadi pusat penyebaran.

Kedutaan Iran di Baku mengatakan mereka belum menerima pemberitahuan lebih lanjut atas penutupan tersebut.

Ini semua menandai langkah diplomatik.

Baca Juga: Pantas DisebutOrang Paling Berbahaya di Dunia BersamaOsama bin Laden, InilahAQ Khan yang DijulukiBapak Bom Nuklir Pakistan, Dekat dengan Iran dan Korea Utara

Selama perang Nagorno-Karabakh tahun lalu, Pemimpin Agung Iran tanpa syarat mendukung Azerbaijan, menyebabkan posisi Iran dalam perang yang pendek itu makin terbatas.

Pada November 2020 di puncak ketegangan Baku-Yerevan, yang dibebani oleh minoritas Azerbaijan Iran, Ayatollah Khamenei mengatakan "konflik militer ini seharusnya berakhir secepat mungkin; tentu saja, semua wilayah Republik Azerbaijan yang diambil alih oleh Armenia seharusnya dibebaskan dan dikembalikan ke Azerbaijan."

Komentarnya memiliki bobot sejarah.

Pada Juli 1993, pada pertengahan Perang Nagorno-Karabakh Pertama, pendahulu Ayatollah Khamenei telah mengatakan hal yang mirip: "pemerintahan Armenia dan warga Armenia di Karabakh menekan penduduk Muslim di wilayah ini dan kami mengecam aksi terbaru dari Armenia di Karabah, yang didukung oleh pemerintahan Armenia."

Baca Juga: Mati-Matian Dirahasiakan Israel, Operasi Rahasia Agen Mata-Mata Mossad Ini Malah Dibongkar Perdana Menterinya Sendiri, Bocorkan Jenderal Iran Juga Jadi Sasaran Penculikan

Catatan pemerintah Iran untuk mendukung ambisi wilayah Azerbaijan juga telah menekan Armenia selama puluhan tahun terakhir, tapi tampaknya tidak memenangkan hati dan pikiran pemerintah Azerbaijan di Baku.

Presiden Aliyev, menyebut Commonwealth of Independent States (CIS) Heads of State Council pada 15 Oktober, mengatakan, "selama 30 tahun, Armenia yang bekerja sama dengan iran, telah menggunakan wilayah Azerbaijan yang mereka duduki untuk melakukan perdagangan obat gelap ke Eropa."

Pernyataan ini adalah serangan verbal terbarunya menarget Teheran.

Reaksi Iran terhadap tuduhan itu, terpisah dari respon terhadap latihan militer, sebagian besar telah pasif.

Baca Juga: Amerika Makin Terpuruk,Sudah Nunggak Utang Rp400.000 Triliun, Kini Malah Alami Krisis Besar-besaran, Rusia hingga Iran Ogah Bantu Negara Adidaya Itu

Memang, bahkan seperti dorongan yang diberikan Aliyev atas retorika mempermalukan Iran, Presiden Iran Ebrahim Raisi belum mengatakan komentar apapun.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Iran sementara itu telah terjebak dalam diplomasi menyelesaikan perbedaan berdasarkan kehormatan bersama dan prinsip tetangga yang baik.

Beberapa pakar menyebut respon diam Iran kepada provokasi Azerbaijan menggarisbawahi kerentanan politik Iran akibat isolasi internasional.

Perkiraan pakar lainnya adalah Azerbaijan mengancam Iran untuk mengundang perhatian Israel yang juga mengembangkan kampanye anti-Iran, saat Tel Aviv mencari cara membangun jejak militer dan ekonomi di Azerbaijan dengan mata memata-matai perbatasan utara Iran.

Baca Juga: Pantas Sampai Mengemis Bantuan AS, Mantan PM Israel Bongkar Ketidakbecusan Israel Hadapi Nuklir Iran, Jenderalnya Malah Blak-blakkan Bocorkan Penyebabnya

Kedua negara sudah terlibat dalam perdagangan senjata dan kemitraan militer, dengan Azerbaijan membeli paket senjata senilai USD 8.3 miliar dari Israel tahun 2020, dilaporkan memakan anggaran 69% dari impor senjata Azerbaijan.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait