Intisari-Online.com -China sudah lama terkenal memiliki hubungan kurang sehat dengan Amerika Serikat.
Hubungan dua negara raksasa ini sudah lama memburuk.
Salah satu contohnya adalah kasus Huawei yang sebagian kasusnya baru menyeruak sekarang.
Pada Desember 2018, CFO Huawei mendarat di bandara internasional Vancouver setelah penerbangan 12 jam dari Hong Kong.
Ialah Meng Wanzhou, anak dari pendiri Huawei, yang berencana tinggal beberapa jam saja di Vancouver sebelum lanjut ke Meksiko.
Namun ia justru ditahan di kota asing tersebut karena ketegangan antara China dan AS.
Ia ditahan 33 bulan, dari 2018 sampai dibebaskan akhirnya baru-baru ini.
Namun ada harga mahal agar ia dibebaskan.
Perjanjian rahasia ini harus dikuak olehnya.
Mengutip The Washington Post, Meng ditahan dengan tuduhan penipuan bank dan jaringan serta konspirasi melakukan penipuan bank dan jaringan.
Departemen Hukum Amerika Serikat (AS) menuduh Huawei dan Meng menipu HSBC, bank investasi multinasional milik Inggris, untuk mendapatkan jutaan dolar dalam transaksi dengan Skycom yang melanggar sanksi AS terkait transaksi bisnis dengan Iran.
Namun apa kaitan Iran dengan hal ini?
Rupanya sebuah dokumen rahasia pernah bocor ke media menunjukkan peran Huawei dalam aktivitas perdagangan Iran yang dilarang AS.
Mengutip Reuters dalam pemberitaan Maret 2020 lalu, Huawei memproduksi rekaman internal perusahaan tahun 2010 yang menunjukkan mereka secara langsung terlibat mengirimkan peralatan komputer AS yang terlarang ke operator ponsel terbesar Iran.
Dua daftar pengemasan Huawei, yang bertanggal Desember 2010 adalah termasuk peralatan komputer yang dibuat oleh Hewlett-Packard Co dan dikirim untuk Iran.
Dokumen Huawei lainnya yang bertanggal 2 bulan kemudian menyatakan: "Saat ini peralatan ini dikirim ke Teheran, dan menunggu izin bea cukai."
Daftar barang-barang dan dokumen internal lain dilaporkan pertama kali di Reuters, menyediakan bukti dokumen terkuat untuk menunjukkan keterlibatan Huawei dalam pelanggaran sanksi perdagangan.
AS sudah lama mencoba membujuk sekutu-sekutunya menghindari menggunakan peralatan Huawei dalam teknologi 5G mereka.
Secara terpisah pemerintah AS juga melawan Huawei lewat jalur hukum.
Baca Juga: Ambisi Xiaomi Tahun 2021, Kalahkan Penjualan Apple dan Huawei
Huawei dan Meng telah menyangkal tuduhan tersebut.
Sebuah dakwaan AS mengatakan bahwa Huawei dan Meng berpartisipasi dalam skema penipuan untuk mendapatkan barang-barang terlarang milik AS dan teknologinya untuk bisnis Huawei di Iran.
Juga memindahkan uang keluar dari Iran dengan mengakali bank-bank Barat.
Dakwaan ini menuduh Huawei dan Meng diam-diam menggunakan 'anak perusahaan tidak resmi' di Iran bernama Skycom Tech Co Ltd, guna mendapatkan barang terlarang.
Baca Juga: Huawei Minta Inggris Tinjau Kembali Larangan Koneksi 5G, Setelah Trump Kalah Pemilu
"Huawei dapat dengan ini berupaya mengklaim ketidaktahuan dengan hormat terhadap aksi ilegal apapun yang dilakukan oleh Skycom atas nama Huawei, termasuk pelanggaran terhadap sanksi AS," ujar dakwaan tersebut.
Skycom yang digambarkan Huawei sebagai mitra bisnis lokal di Iran, ditetapkan sebagai tergugat.
Namun Iran di sini menjadi proksi saja bagi Huawei, yang berupaya mencuri teknologi AS.
Laporan di Hong Kong, di mana Skycom didaftarkan, menunjukkan firma itu dilikuidasi pada Juni 2017.
Laporan tersebut juga menunjukkan perusahaan China lain, Panda International Technology Co yang tidak didakwa AS, juga terlibat dalam mendapatkan onderdil dan teknologi untuk proyek Iran.
Panda International memiliki hubungan lama dengan Huawei dan dikontrol oleh perusahaan milik China tersebut.
Melansir dari Washington Post, melalui Skycom, Huawei melakukan transaksi dengan mata uang AS di HSBC dalam jumlah lebih dari USD 100 juta antara 2010-2014, menurut jaksa.
Ada porsi dari jumlah tersebut yaitu setidaknya USD 7.5 juta yang mendukung kesepakatan bisnis di Iran.
Baca Juga: Huawei Merasa Kecewa Pembangunan Jaringan 5G Diblokir di Swedia, Ini Penyebabnya
Kini Meng dibebaskan setelah mengakui aktivitas terlarang tersebut dan terlibat dalam upaya menutupi hubungan Huawei dan Iran.
China telah menganggap tuduhan terhadap Meng sebagai bagian dari plot AS untuk menghambat pertumbuhan China.
Kasus ini adalah satu dari sebagian dari ketegangan antara AS dan Huawei, salah satu perusahaan raksasa teknologi China dan pabrik peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.
Administrasi Trump menempatkan Huawei dalam daftar hitam ekspor tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Swedia Blokir Jaringan 5G Huawei dan ZTE, Padahal Perusahaan Swedia Dapat Proyek 5G Besar Dari China