Pantesan Rela Bakar Duit Hingga Rp21 Triliun Cuma Buat Beli Bom, Bukan Palestina Inilah Sasaran yang Diinginkan Israel Untuk Dihancurkan dengan Bom 2.000 Kg dari Amerika Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Namun, manakah sasaran yang diinginkan Israel untuk dihancurkan dengan bom yang bakal dibeli dari Amerika Serikat tersebut.

Intisari-online.com - Rancangan jumlah anggaran Israel untuk membeli senjata militer dan bom terkuak.

Negara yahudi tersebut sampei setuju untuk menganggarkan uang senilai 1,5 miliar dollar AS (Rp21 triliun).

Uang tersebut, akan digunakan salah satunya untuk membeli superbomb seberat 2.000 kg.

Namun, manakah sasaran yang diinginkan Israel untuk dihancurkan dengan bom yang bakal dibeli dari Amerika Serikat tersebut.

Baca Juga: Palestina Marah karena Umat Yahudi Israel Diizinkan Berdoa di Masjid Al-Aqsa, Simak Sejarah Akar Konflik Israel-Palestina Berusia 100 Tahun Ini

Menurut Times of Israel, kepala staf militer Israel, Aviv Kohavi, adalah orang yang meminta pemerintah menyetujui anggaran untuk misi menyerang Iran .

Kohavi juga memerintahkan angkatan udara untuk melatih "intensitas" untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

Perintah itu datang setelah pertemuan di kantor Kohavi dalam beberapa hari terakhir.

Pada 18 Oktober, media Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel menyetujui anggaran 1,5 miliardollar AS untuk misi menyerang Iran.

Baca Juga: Disebut sebagai Hewan Pembawa Kebahagiaan, Ternyata Serangga yang Banyak Ditemukan di Indonesia Ini Suaranya Digemari Orang Yahudi yang Dulunya Dijadikan Budak Firaun

Termasuk 620 jutadollar AS untuk dihabiskan dalam anggaran pertahanan 2022, sisa uang dipotong dari pertahanan tahun ini.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz membela keputusan pemerintah, dengan mengatakan bahwa uang itu diperlukan agar Israel siap menyerang Iran secara militer kapan saja.

Fakta bahwa Iran secara terbuka mengumumkan bahwa mereka sedang mempercepat penelitiannya pada program nuklirnya pada bulan Agustus tahun ini.

Hal ini merupakan alasan mengapa kepala staf militer Israel mengusulkan rencana serangan, sehingga membutuhkan lebih banyak dana.

Berbicara di Majelis Umum PBB bulan lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan "program nuklir Iran mencapai titik balik dan Israel tidak akan mentolerir, tidak mengizinkan Iran untuk memperoleh senjata nuklir."

AS masih menunggu Iran untuk mematuhi kesepakatan nuklir 2015, siap untuk kembali ke negosiasi.

Baca Juga: Jangan Kendor Mentang-Mentang Sudah Dilonggarkan, Covid-19 Varian Baru Dilaporkan Muncul Lagi Kemarin Sore Disebut Lebih Berbahaya dari Varian Delta, Indonesia Jangan Sampai Kebobolan

Tetapi jika Iran bertekad untuk tidak berubah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan "semua solusi akan dipertimbangkan, termasuk tindakan militer".

Tidak jelas bagaimana Israel akan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Sebagian besar pabrik pengayaan uranium Iran terletak jauh di dalam negeri, dilindungi oleh pegunungan.

Ada informasi bahwa Israel akan membutuhkan bom super seberat 2.000 kg untuk menembus bunker bawah tanah.

Jet tempur F-15E Strike Eagle Israel dapat membawa bom berat ini.

Namun, penggunaan bom berat untuk menembus terowongan bawah tanah membutuhkan persetujuan AS.

Baca Juga: Jangan Kendor Mentang-Mentang Sudah Dilonggarkan, Covid-19 Varian Baru Dilaporkan Muncul Lagi Kemarin Sore Disebut Lebih Berbahaya dari Varian Delta, Indonesia Jangan Sampai Kebobolan

Menurut surat kabar Rusia Sputnik, Israel tidak akan dengan mudah mengebom fasilitas nuklir Iran seperti yang terjadi di Irak pada 1981.

Iran telah mengerahkan pertahanan udara secara padat di sekitar fasilitas nuklir, dengan sistem pertahanan udara yang kekuatannya sebanding dengan Rusia.

Menanggapi peringatan dari Israel, Iran pada 21 dan 22 Februari membuka latihan besar-besaran di seluruh negeri.

Jet tempur Iran, pesawat angkut, dan pesawat pengintai secara bersamaan lepas landas dari lima pangkalan militer.

Artikel Terkait