Disebut sebagai Hewan Pembawa Kebahagiaan, Ternyata Serangga yang Banyak Ditemukan di Indonesia Ini Suaranya Digemari Orang Yahudi yang Dulunya Dijadikan Budak Firaun

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Sebagai orang Indonesia, Anda pasti sudah tak asing dengan suara belalang.

Ada bermacam-macam jenis belalang, dari walang kerik, belalang kayu, hingga keluarga jauhnya tonggeret.

Namun tahukah Anda bahwa belalang disebut-sebut sebagai hewan pembawa kebahagiaan?

Belalang sendiri dijadikan makanan di seluruh dunia dan satu-satunya serangga yang halal.

Baca Juga: Satu Per Satu Tumbang Setelah Membuka Peti Mati Terkutuk Firaun, Justru Hal Inilah yang Diduga Jadi Biang Kerok Kematian Peneliti, Bukan Karena Kena Kutukan

Sementara secara umum, serangga secara eksplisit dilarang, Taurat (dan kitab agama Samawi) mengecualikan belalang.

Seperti yang tertulis dalam Kitab Imamat (11:21-22):

“Satu-satunya serangga terbang dengan empat kaki berjalan yang boleh kamu makan adalah mereka yang memiliki lutut memanjang di atas kakinya."

"Mereka menggunakan kaki-kakinya yang lebih panjang untuk melompat ke tanah."

Baca Juga: Dikisahkan Tidak Setia dengan Firaun dan Terlibat Asmara Panas dengan Imhotep, Cerita Sesungguhnya Tentang Anck-Su-Namun Ternyata Jauh dari Kenyataan, Begini Kisah Cintanya dengan Tutankhamun

"Di antaranya, Anda dapat memakan anggota keluarga belalang merah, keluarga belalang kuning, keluarga belalang abu-abu tutul, dan keluarga belalang putih.”

Para rabi di Talmud lebih detail dan mengidentifikasi delapan spesies belalang yang halal.

Suara belalang jantan yang berdengung keras merupakan isyarat panggilan kawin jantan.

Suara ini dihasilkan oleh organ mirip gendang yang disebut tymbal.

Baca Juga: Bani Israel Mati-matian Diperbudak Firaun Ramses di Mesir Kuno, Ternyata Satu Orang Ini yang Jadi 'Biang Keladinya,' Pemikiran Yahudi Berbahaya?

Menurut Rabi Gershon Avtzon dari Cincinnati, dalam Tractate Shabbos of the Talmud:

“Salah satu pekerjaan yang dilarang pada shabbo adalah menjebak binatang.

Muncul pertanyaan tentang penerapan hukum untuk menjebak serangga. Talmud memberi tahu kita:

'Orang bijak mengajarkan dalam baraita: Orang yang menjebak belalang, jangkrik, lebah, atau nyamuk di Shabbos bertanggung jawab.

Baca Juga: Sukses Jadikan Mayat Abadi Selama Ribuan Tahun hingga Membingungkan Banyak Ilmuan, Terkuak Ini Rahasia Besar di Balik Pembuatan Mumi Mesir yang Jarang Diketahui Orang

Ini adalah pernyataan Rabi Meir. Dan para rabi berkata:

Tidak semua serangga sama dalam kasus ini.

Jika seseorang menjebak serangga yang biasanya terperangkap untuk penggunaan pribadi, dia bertanggung jawab, dan jika seseorang menjebak serangga yang spesiesnya biasanya tidak terperangkap untuk penggunaan pribadi, dia dibebaskan.'”

Rabi Avtzon juga mengungkap bahwa "nyanyian" belalang adalah perayaan yang menyenangkan dari kebebasan dan pembebasan mereka yang telah lama tertunda.

Seperti yang dikatakan Alkitab, orang Israel kuno juga membuat keributan dari musik setelah dibebaskan dari perbudakan Mesir.

Baca Juga: Tutankhamun: Putra Firaun 'Sesat' dari Mesir Kuno yang Punya Bentuk Kaki Tak Biasa, Rupanya Karena Perbuatan 'Nista' yang Umum Dilakukan Bangsawan Mesir Ini

Setelah Laut Merah terbelah, orang-orang Yahudi melarikan diri dan laut kembali seperti semula menenggelamkan di belakang mereka.

Bani Israel segera larut dalam euforia nyanyian seperti layaknya suara belalang yang mereka 'halalkan' dan gemari.

“Miriam sang nabiah, saudara perempuan Harun, mengambil genderang di tangannya dan semua wanita mengikutinya dengan genderang serta tarian.”

(*)

Artikel Terkait