Intisari-Online.com - Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kepada Maariv bahwa solusi harus ditemukan untuk masalah regional sesuai dengan resolusi PBB.
"Perang dengan Israel telah dimulai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh kepada Maariv, Jumat (1/10/2021).
Perang yang dimaksud diplomat tersebut bukanlah perang militer secara langsung, melainkan aksi serangan sepihak yang dilakukan rezim Zionis.
"Israel telah melakukan serangan untuk menghancurkan program nuklir kami untuk tujuan damai."
"Mereka membunuh ilmuwan nuklir dan merugikan rakyat Iran."
"Iran dituduh melakukan terorisme, tetapi tidak ada teroris yang baik atau buruk. Seluruh krisis di kawasan ini adalah kesalahan Israel."
Khatibzadeh kemudian mengklaim bahwa Israel telah "melakukan segalanya" untuk menggagalkan pembicaraan nuklir di Wina dan menyebabkan konflik antara Iran dan kekuatan dunia.
Dia menuduh Amerika Serikat melakukan "terorisme lunak" dengan menahan obat-obatan dan membuat rakyat negaranya kelaparan.
Juru bicara Iran mengatakan bahwa keputusan strategis Iran untuk kembali ke putaran ketujuh pembicaraan nuklir di Wina telah dibuat.
Negaranya telah mengumumkan hal ini dua minggu lalu kepada perwakilan Uni Eropa yang bertanggung jawab atas pembicaraan tersebut.
Ditanya apakah menurutnya kembali ke kesepakatan nuklir akan mencegah operasi militer oleh Israel, juru bicara itu menjawab:
"Israel telah merusak sistem penelitian dan sipil kami."
"Ada pembicaraan tentang ancaman nuklir Iran, tetapi Israel memiliki ratusan bom, dan tidak pernah menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi."
Namun, Khatibzadeh, yang berbicara di Forum Perdamaian Dunia, mengatakan bahwa "kawasan ini lelah dengan perang."
"Kita harus menemukan pendekatan baru untuk memecahkan masalah sesuai dengan resolusi PBB.
"Semua pihak harus menunjukkan kemauan politik untuk sebuah pengaturan."
(*)