Intisari-Online.com - Korea Utara mengklaim telah berhasil menembakkan rudal hipersonik baru, rudal Hwasong-8, ke laut pada hari Selasa.
Hal itu dilaporkan oleh media pemerintah Korea Utara, KNCA.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (2/10/2021), Korea Utara telah meningkatkan peluncuranrudalnya setelah setengah tahun diam.
Dalam bulan ini saja, negara yang dipimpin oleh Kim Jong-Un itu sudah tigakali melakukan uji coba.
Diketahui, rudalhipersonik adalah salah satu senjata paling mematikan bagi negara mana pun.
Alasannya karena kecepatannya membuat mereka sangat sulit untuk dicegat.
Tidak seperti rudal balistik yang menyerang target setelah pertama kali diluncurkan ke luar angkasa, rudal hipersonik terbang lebih cepat dan pada ketinggian yang jauh lebih rendah.
Soal rudal hipersonik, Rusia beradaberada di garis depan dalam pengembangannya.
Sementara Amerika Serikat (AS) tertinggal di belakang.
Pada bulan Juli tahun ini, Rusia telah menguji rudal Tsirkon, yang menurut Kremlin, mencapai kecepatan Mach 7 atau tujuh kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengatakan rudal mematikan itu bisa mencapai kecepatan sembilan kali kecepatan suara dan memiliki jangkauan 620 mil (1.000 km).
Senjata kaliber ini digadang-gadang membuat musuh-musuh Korea Utara sepertiKorea Selatan, Jepang, dan AS panik.
Karena ketiganya belumterlibat dalam pengembangan rudal tersebut.
Dan menurut sebuah laporan yang memberatkan di The Telegraph, rezim Korea Utara mungkin telah dibantu oleh tiga musuh terbesar Barat.
Mereka adalah Iran, China, dan Rusia.
Alasannya karena negaratertutup itu belum memiliki sejarah yang diketahui dalam bereksperimen dengan rudal hipersonik.
Sehingga sangat sulit untuk memahami bagaimana para ilmuwan dan insinyur Korea Utara membuat senjata mematikan itu.
Iran jugatidak diketahui memiliki rudal hipersonik.
Meskipun begitu, negara tersebut pada tahun 2014 meluncurkan fasilitas yang mampu menguji senjata semacam itu.
Menurut kantor berita Tasnim Iran, terowongan angin hipersonik dapat beroperasi dengan kecepatan hingga 8 Mach.
Dan pemerintah Iran diketahui memiliki hubungan persahabatan dengan Korea Utara.
China sendiri juga terlibat dalam bisnis pengembangan persenjataan hipersonik, meskipun Beijing lebih suka melakukanpengembangan drone.
Pada akhir 2019, negara komunis itu meluncurkan Dongfeng-17 (DF-17), yang merupakan rudal balistik jarak menengah yang dipersenjatai dengan kendaraan luncur hipersonik (GHV) DF-ZF.
Sejauh ini, di tahun 2021 saja, Korea Utara telah meluncurkan tiga senjata baru.
Sebelum peluncuran Hwasong-8, Korea Utara menembakkan rudal balistik dari kereta api serta hulu ledak yang diluncurkan kapal selam.
Yang terakhir ini digambarkan oleh rezim sebagai "senjata paling kuat di dunia".
Pada September 2017, Korea Utara juga melakukan uji coba senjata nuklir terbesarnya hingga saat ini.
Di situs uji Punggye-ri,Korea Utarameledakkan bom termonuklir yang diperkirakan memiliki hasil 100 hingga 370 kiloton.