Namun, yang terjadi sebaliknya, polisi menangkap remaja itu karena dianggap membahayakan, sementara Reynhard Sinaga dibawa ke rumah sakit dengan dugaan pendarahan di otak.
Untungnya, detektif dari polisi Greater Manchester segera menyadari bahwa mereka telah menahan orang yang salah.
Mereka pun pergi ke Manchester Royal Infrimary untuk menanyai Reynhard Sinaga dan memperhatikan bahwa di bertingkah aneh.
Reynhard terobsesi untuk diberikan teleponnya, berulang kali dia salah memberikan kata sandi kepada polisi, bahkan mencoba mengambilnya dari seorang petugas ketika dia dengan enggan mengungkapkan pin yang benar.
Petugas pun terkejut, ketika membuka kunci telepon Reynhard, mereka menemukan film-film yang menunjukkan pemuda itu memperkosa serangkaian pemuda yang tampaknya sedang tidur.
Sementara, iPhone lain berisi lebih banyak film pria.
Setelah dilakukan analisis berbulan-bulan, teridentifikasi lebih dari 195 korban berbeda, namun mereka tidak sadar ketika Sinaga melecehkan mereka.
Petugas investigasi senior, DI Zed Ali, mengatakan itu ‘seperti mencoba menyatukan jutaan potongan gambar tanpa penutup gergaji ukir’.
Pada akhirnya, 48 orang korban melapor dan mengaku siap menjai saksi dalam persidangan Reynhard Sinaga, dan berbuah vonis seumur hidup untuk Reynhard Sinaga.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR