Baca Juga: Siap Bikin India Mati Kutu, China Pamer Drone 'Soaring Dragon' WZ-7, Rupanya Ini Kemampuannya
Disebut, rudal itu bergerak berkali-kali lebih cepat dari kecepatan suara, menyebabkan molekul udara terionisasi dan membentuk lapisan "jubah tembus pandang", membutakan sistem radar musuh.
Seorang peneliti hipersonik di Nanjing, Cina, tidak terlibat dalam proyek untuk mengembangkan rudal hipersonik baru, menganggap ide itu layak, menurut SCMP.
Peter Pry, mantan perwira CIA, memperingatkan bahaya sejata tersebut bagi Amerika.
"China berada di ambang penggelaran atau telah mengerahkan senjata hipersonik, yang dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir atau EMP, yang sangat meningkatkan risiko militer Amerika tiba-tiba diserang di kawasan Pasifik," katanya.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR