Intisari-Online.com - Bukan rahasia lagi jika China kerap membuat negara-negara di dunia ketar-ketir.
Berbagai aksinya tak jarang menimbulkan kecaman dari berbagai negara.
Tak heran China selalu membuat dunia waspada, terutama negara-negara yang 'memusuhinya', terutama Amerika.
Lihat saja apa yang kabarnya tengah dilakukan Negeri Panda baru-baru ini.
Melansir 24h.com.vn (27/9/2021), para ilmuwan China disebut sedang mengembangkan senjata hipersonik yang dirancang untuk menghasilkan intensitas pulsa elektromagnetik, dapat menghancurkan jalur komunikasi atau saluran listrik.
Rudal hipersonik tersebut, yang akan hadir dengan jangkauan lebih dari 3.200 km dan dapat melakukan perjalanan enam kali kecepatan suara, dikembangkan untuk menciptakan ledakan kimia di kota dan bahkan melumpuhkan seluruh area hanya dalam beberapa detik.
Menurut tim peneliti di Akademi Teknologi Kendaraan Roket China, roket akan tetap berada di atmosfer bumi untuk menghindari sistem peringatan rudal.
Ketika rudal mencapai area target, ledakan kimia dipicu.
Gelombang kejut dari ledakan tersebut akan diubah menjadi pulsa elektromagnetik (EMPs) yang pendek namun sangat kuat.
Sun Zheng, seorang ilmuwan teknis Tiongkok, dan rekan-rekannya, menulis dalam Journal of Tactical Missile Technology (Cina) bahwa ledakan rudal China itu dapat melepaskan 95% energi dan bagaimana kecepatannya.
"Ledakan kimia dari rudal hipersonik dapat melepaskan 95% energi.
"Hanya dalam 10 detik, cocok untuk menghancurkan sistem komunikasi dan saluran listrik," kata mereka.
"Perangkat elektronik penting di jaringan informasi musuh akan dinonaktifkan dalam jarak 2 km.
"Senjata pulsa elektromagnetik siluman aktif sejalan dengan tren perkembangan perang cepat, konfrontasi sengit, dan penghancuran komunikasi saat ini."
Senjata hipersonik baru itu juga memiliki manfaat lain untuk membuat musuh tidak terdeteksi saat diluncurkan.
Itu terkait kehebatan yang konon dimiliki senjata China ini.
Baca Juga: Siap Bikin India Mati Kutu, China Pamer Drone 'Soaring Dragon' WZ-7, Rupanya Ini Kemampuannya
Disebut, rudal itu bergerak berkali-kali lebih cepat dari kecepatan suara, menyebabkan molekul udara terionisasi dan membentuk lapisan "jubah tembus pandang", membutakan sistem radar musuh.
Seorang peneliti hipersonik di Nanjing, Cina, tidak terlibat dalam proyek untuk mengembangkan rudal hipersonik baru, menganggap ide itu layak, menurut SCMP.
Peter Pry, mantan perwira CIA, memperingatkan bahaya sejata tersebut bagi Amerika.
"China berada di ambang penggelaran atau telah mengerahkan senjata hipersonik, yang dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir atau EMP, yang sangat meningkatkan risiko militer Amerika tiba-tiba diserang di kawasan Pasifik," katanya.
(*)