Dalam beberapa minggu terakhir, komunitas Tigrayan yang tinggal di kota Wad El Hilou, Sudan, 65 kilometer menuju hilir dari Humera, telah memperkirakan peran ekskavator dan penggali kuburan untuk jasad-jasad yang ikut mengalir dengan aliran sungai Setit di Sudan dan Tekeze di Ethiopia.
Tentu saja itu merupakan pekerjaan melelahkan, bau jasad menyengat memenuhi udara saat mereka mengurusi satu persatu jenazah yang terus-menerus bermunculan dari tepi sungai lalu menggali kuburan baru untuk mereka, sebelum melakukan ritual penguburan.
Salah satu kepala komunitas tersebut, Gebretensae Gebrekristos, atau Gerri, bertugas membantu mengkoordinasikan tugas mengerikan itu dengan tekad bulat.
Totalnya komunitasnya memperkirakan setidaknya 60 jasad telah ditemukan sejauh ini.
Ia menjelaskan bagaimana kelompoknya yakin jasad-jasad itu adalah jasad warga Tigrayan dari Humera.
"Kami mendapat panggilan dari orang-orang di Humera yang menyaksikan, sering juga melarikan para tahanan, mereka menyaksikan tahanan disuruh berbaris menuju sungai atau salah satu fasilitas kemudian terdengar tembakan senjata api, atau bahwa orang-orang yang diambil oleh para tentara dari tempat tahanan tidak kembali. Kami diminta mengurusi jasad yang turun dari sungai."
Jasad pertama muncul di Sudan pada Juli ketika sungai mencapai volume tertingginya karena musim hujan.
KOMENTAR