Humera adalah salah satu dari banyak kota yang terlibat dalam konflik yang sudah menghancurkan negara di Afrika Timur berpenduduk 112 juta orang, sejak pemerintah Ethiopia memerintahkan serangan ke wilayah Tigray utara November 2020 lalu.
Walaupun deklarasi awal Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyatakan kemenangan, wilayah ini masih menyisakan konflik mengerikan dan sudah banyak laporan menunjukkan penyiksaan, pembantaian massal dan pemerkosaan sebagai senjata perang.
Di akhir Juni tahun ini, keseimbangan kekuatan berganti tiba-tiba setelah pasukan Tigrayan berhasil menguasai kembali ibu kota wilayah tersebut, Mekelle, dan pemerintah Ethiopia menarik pasukan dari wilayah tersebut.
Namun konflik bersenjata berlanjut.
Pertengahan Juli, pasukan Tigrayan mengumumkan serangan baru dilancarkan untuk menguasai kembali wilayah yang diambil oleh pemerintah Ethiopia.
Serangan baru ini yang disaksikan sendiri oleh wartawan CNN, adalah yang telah mendorong pasukan pemerintah dan kelompok militan memegang utara kota Humera, dekat dengan perbatasan Eritrea dan Sudan, untuk melancarkan fase baru pembantaian massal warga Tigrayan.
Kejahatan yang terjadi di Ethiopia, pemusnahan warga Tigrayan ini sudah dianggap sebagai genosida oleh hukum internasional.
'Kami diminta awasi jasad-jasad yang muncul'
KOMENTAR