Di depan pihak Belanda, WR Supratman mengaku tidak pernah menggunakan kata "merdeka" dalam lagu itu.
Pada teks aslinya, kata yang ia gunakan adalah "mulia".
Namun, ia menyebut bahwa lirik itu diganti oleh para pemuda menjadi "merdeka".
Setelah sempat terjadi polemik, akhirnya lagu Indonesia Raya boleh dikumandangkan lagi, dengan syarat hanya pada ruangan tertutup saja.
Tak merasakan kemerdekaan
Untuk mengenang WR Supratman, penggubah lagu Indonesia Raya, dibangun sebuah monumen di depan rumah tempat wafatnya di Jl Mangga 21 Tambaksari, Surabaya.
Tidak sedikit orang berkata bahwa lagu Indonesia Raya karya WR Supratman memiliki kemiripan dengan lagu La Marseille karya Rouget de L'isle (1922).
Bukan tanpa alasan, WR Supratman mengakui sangat terkesan dengan gairah lagu kebangsaan Perancis itu ketika pertama kali mendengar.
Pada 7 Agustus 1938, WR Supratman sempat ditangkap pihak Belanda karena lagu terakhirnya yang berjudul Matahari Terbit.
Baca Juga: Tokoh Sumpah Pemuda 1928: Belajar Biola Diam-diam Hingga Kondang Ciptakan 'Indonesia Raya'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR