Intisari-Online.com - Mengunjungi museum memang tidak "seksi", terutama ketika mengajak anak-anak. Butuh upaya lebih agar anak tertarik untuk masuk ke sebuah museum dan berminat dengan barang-barang koleksi yang ada di dalam museum itu.
Ketika mengajak anak-anak ke Museum Sumpah Pemuda, saya bercerita soal lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kebetulan lagu ini sudah familiar dengan anak-anak karena di sekolah mereka sering menyanyikan. Nah, saya bertanya, siapa pencipta lagu itu? WR Supratman!
Dari jawaban WR Supratman tadi saya kemudian mengajak anak-anak untuk melihat sosok ini lebih detail. Maka, berkunjunglah kami ke Museum Sumpah Pemuda. Kebetulan di sini biola yang digunakan Wage Rudolf (WR) Supratman mencipta lagu Indonesia Raya dijadikan ikon museum.
Kepala Museum Sumpah Pemuda Agus Nugroho mengatakan biola buatan Nicolaus Amateus Fecit milik WR Supratman terbuat dari tiga jenis kayu yaitu jati dari Belanda, mapel dari Italia serta kayu eboni dari Afrika Selatan.
"Biola ini diperoleh WR Supratman tahun 1994 dari W.M. Van Eldick sebagai hadiah ulang tahun," katanya kepada ANTARA News di Jakarta.
Dengan iringan biola itu, WR Supratman menciptakan lagu Indonesia Raya dan kemudian dikumandangkan di depan peserta Kongres Pemuda Kedua di Gedung Kramat 106 Jakarta pada 28 Oktober 1928.
Biola itu termasuk model Amatus dan berukuran 4/4 atau standar. Panjang badan biola itu 36 sentimeter, lebar badan bagian terlebar 20 sentimeter dan 11 sentimeter pada bagian tersempit, tebal tepian 4,1 sentimeter dan tebal bagian tengah enam sentimeter. Yang dipasang di museum hanya replikanya.
"Yang asli disimpan secara apik di salah satu bagian ruangan museum lainnya. Hal ini bertujuan agar biola tersebut tetap terjaga bentuknya," ujarnya. Pengelola museum melakukan konservasi atau perawatan biola lama itu dua bulan sekali.
"Tidak hanya biola yang kami lestarikan tapi semangat patriotisme yang terkandung dalam peristiwa penggunaan biola tersebut yang kami pertahankan, agar generasi selanjutnya dapat mengetahui sejarah kemerdekaan bangsa," katanya.
Selain biola itu, Museum Sumpah Pemuda juga menyimpan koleksi foto-foto kegiatan berbagai organisasi pemuda dan piringan hitam Indonesia Raya.
Di gedung yang sampai tahun 1934 menjadi pusat pergerakan mahasiswa itu juga tersimpan replika peralatan rumah tangga milik Sie Kong Liong, pemilik pondokan pelajar yang sekarang menjadi museum.
Museum Sumpah Pemuda Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat