Pada saat dia kembali, kompi Hayes terlibat dalam perang gerilya yang efektif melawan Jepang, tetapi mereka kekurangan pasokan dan kontak radio dengan Australia.
Saat itu, Joe Loveless, seorang teknisi radio ABC dari Hobart, memimpin sebuah tim kecil yang bekerja siang dan malam untuk membangun sebuah radio dari kepingan-kepingan untuk mencapai Australia setelah 10 minggu diisolasi.
Diungkapkan, bulan Agustus 1942, Jepang melancarkan serangan habis-habisan untuk melenyapkan Australia tetapi mereka hanya mengambil tiga korban.
"Kami harus berjuang atau mati. Mereka mengepung kami dengan cukup baik," kata Otway.
“Kami hanya memiliki 275 pejuang, sisanya sakit, malaria, disentri. Kami membunuh sekitar 700-800 dari mereka," katanya.
Ketika Pasukan Jepang berhasil meningkatkan tekanan yang membuat operasi gerilya menjadi lebih sulit, sementara intelijen yang diberikan penduduk setempat mengering, operasi pun akhirnya dihentikan.
Pada Desember 1942, Pasukan Sekutu mulai ditarik mundur dari Pulau Timor.
Awal bulan itu, Kompi Independent 2/2 mengevakuasi 190 tentara Belanda dan 150 Portugis, yang mencari perlindungan di Australia, sebelum meninggalkan pulau antara 10 dan 16 Desember.
Baca Juga: Kemerdekaan Sudah Diraih 76 Tahun yang Lalu, Inilah Peran Anak Sekolah Mengisi Kemerdekaan
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR