Tak Perlu Sampai Teriak Didengar Tetangga, Ternyata Terapkan 8 Langkah Mudah Ini Anak Sudah Bisa Disiplin

Maymunah Nasution

Editor

Salah satu cara mendisiplinkan anak adalah memberi insentif pada tindakan baik dan jangan permisif pada tindakan buruk.
Salah satu cara mendisiplinkan anak adalah memberi insentif pada tindakan baik dan jangan permisif pada tindakan buruk.

Intisari-online.com -Sebagai orang tua, tentunya Anda berharap anak Anda disiplin.

Kedisiplinan menjadi salah satu tujuan utama orang tua mendidik anak.

Pasalnya, kedisiplinan membawa hal-hal baik lainnya seperti mandiri, cerdas, pandai mengatur waktu.

Namun mendisiplinkan anak bukanlah hal yang mudah.

Baca Juga: Kapolda Sampai Kaget Pengusaha Akidi Tio Sumbang Uang Rp 2 Triliun untuk Tangani Covid-19 di Sumsel, Dokter Ini Bocorkan Pesan Terakhir Akidi Tio Kepada Anak-anaknya

Banyak usaha keras orang tua berujung sia-sia dan menghasilkan kekecewaan.

Bandel, tidak taat aturan, senang mengulur-ulur waktu hanyalah sebagian kecil dari bentuk anak yang tidak disiplin.

Beberapa orang tua sampai berteriak, marah-marah dan menghukum anaknya agar disiplin.

Hal ini hanya berhasil dalam jangka pendek saja, karena anak-anak takut dengan orang tua dan hukuman yang diberikan.

Baca Juga: Seakan-akan Sudah Berang Setengah Mati, Militer Korut yang Selalu Ia Unggulkan Kini Dikritik Habis-habisan Oleh Kim Jong-Un, Kurang Disiplin Ini Sebabnya

Mereka tidak paham apa pentingnya disiplin.

Ternyata ada 8 langkah mudah mendisiplinkan anak.

Dikutip dari Nakita, beginilah 8 langkah tersebut:

1. Jangan pernah menggunakan kekerasan, baik yang memukul, menimbulkan luka, menampar, mencubit, mengguncangkan badan dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Anak-anak di Indonesia Hadapi Tantangan Ini

Juga tidak boleh mengata-ngatai anak karena akan menjadi serangan secara verbal dan berdampak pada psikologis anak.

2. Beri penghargaan dan konsekuensi yang wajar.

Penghargaan atau reward diberikan kepada anak jika ia menunjukkan perilaku positif yang diharapkan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Hanya Sulit bagi Orang Dewasa, Tapi Juga Anak dan Remaja

Anak juga harus memahami jika reward adalah sesuatu yang istimewa.

Maka dari itu, tetapkan target disiplin yang harus ia lakukan selama beberapa waktu ke depan.

Sedangkan konsekuensi diberikan jika anak melanggar aturan yang sudah ditetapkan.

Caranya dilakukan secara privat, jangan di depan orang lain, karena fungsinya untuk meningkatkan kesadaran, bukan menciptakan rasa bersalah.

Baca Juga: Orangtuanya Pasti Kikuk Bukan Main, tapi Faktanya Pakar Malah Wajibkan Minimal 8 Kali Sehari, Ternyata Manfaat Memeluk Anak Memang Membekas Sepanjang Hidup si Kecil

Konsekuensi juga harus disertai penjelasan alasannya.

3. Jangan hilangkan kasih sayang sebagai penerapan disiplin, contohnya dengan pengabaian, mengisolasi, dan menunjukkan rasa tidak suka pada anak.

Hal ini berkaitan dengan pengembangan harga diri, dan pembentukan rasa aman anak terkait pemenuhan kasih sayang.

4. Tahap awal, berikan penghargaan dan konsekuensi segera setelah anak melaksanakan perilaku yang diharapkan.

Baca Juga: Jangan Gegabah, Ini Obat Penurun Panas Anak yang Tepat Diberikan

Dengan itu ia menyadari apresiasi didapat dari perbuatannya.

5. Dimulai dari perilaku yang mudah dan disesuaikan dengan usia anak.

Contohnya dengan waktu bangun, waktu tidur, belajar dan rutinitas sehari-hari.

6. Jadikan kedisiplinan sebagai budaya bersama seisi rumah.

Baca Juga: Paksa Anak Belajar Sambil Lihat Orangtuanya Masak Sekaligus Buang Air Besar, Sempitnya Rumah di Hong Kong, Bikin Penghuninya Bak Hidup di Peti Mati

Dengan itu anak tidak merasa melakukannya sendirian.

7. Jika melanggar, jangan berteriak untuk mengingatkannya, tapi dicontohkan bagaimana seharusnya.

Contoh jika anak tidak mau belajar di jam belajar, temani dengan membaca buku atau mengulangi pelajaran yang harusnya dilakukan.

Baca Juga: Tangisnya Pecah saat Sebut Anak-anaknya, Nia Ramadhani Akhirnya Muncul Sampaikan Permintaan Maaf Usai Terciduk Kasus Narkoba

Temani saat mereka belajar dengan membaca buku, majalah, dan koran agar jam belajar menjadi kegiatan bersama.

8. Lakukan cara kreatif agar anak bisa memperkuat dirinya dengan cara memperbaiki kesalahannya.

Langkah awal adalah anak harus memahami terlebih dahulu nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya.

Misal, kejujuran dan penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Baca Juga: Kerap Dipercaya Sembuh dengan Makan Kadal, Penyakit Ini Picu Seorang Anak Bunuh Kedua Orang Tuanya, 'Pilih Lahir Miskin Dibanding Lahir dengan Penyakit Menyiksa'

Selanjutnya, nilai-nilai yang dianut tersebut dijadikan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan dan memperkuat pribadi.

Dengan begitu, anak disiplin karena sadar semua itu baik buat dirinya atau sesuai dengan nilai-nilai positif, bukan karena agar terhindar dari hukuman, mendapatkan imbalan, apalagi paksaan/ancaman orangtua.

Artikel Terkait