“Itu ditampilkan dengan slogan yang ceria: ‘Mari makan hanya dua kali dalam sehari.’” tambahnya.
‘Mencuri’ bantuan makanan
Bencana besar bagi para petani di Korea Utara yang ingin mandiri ditambah lagi dengan pola cuaca El Nino yang mendatangkan banjir ke Korea Utara.
Itu terjadi pada tahun 1995 dan 1996, akibat El Nino membuat 15 persen dari lahan subur di negara tersebut menjadi hancur.
Pemerintah yang diktator itu kemudian mengurangi jumlah bibit yang diberikan kepada petani untuk menghemat sumber makanan.
Tetapi, para petani itu justru menyimpan bibit untuk diri mereka sendiri, alih-alih mengurangi makanan.
Akibatnya, sumber makanan pun semakin berkurang.
Membuat para pemimpin Korea Utara panik, kondisi kekurangan makanan itu membuat mereka melakukan aksi langka, yaitu meminta bantuan makanan kepada organisasi internasional.
Meski beberapa negara dan organisasi ragu dan terkejut karena permintaan negara terisolasi yang tiba-tiba meminta makanan, namun mereka tetap mengabulkan permohonan Korea Utara.
Baca Juga: Harga Pangan Meroket, Harga Kopi Sebungkus di Korea Utara Capai Rp 1,4 Juta Akibat Krisis Pangan
Source | : | nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR