Penanganan ketat itu berhasil, dan saat ini sementara China masih melawan beberapa kasus Covid-19, jumlahnya tidak setinggi yang tercatat di Eropa dan AS.
Otoritas juga mampu membuka kembali sektor ekonomi besar tahun lalu, meskipun di negara lain masih tutup.
Penanganan ketat karantina dan aksi tambahan disebutkan melambatkan ekonomi, tapi China berhasil mendanai proyek infrastruktur besar dan menawarkan bantuan uang tidak terbatas kepada warganya, membantu ekonomi China untuk tumbuh 2.3% di tahun 2020 sementara hampir seluruh dunia mengalami resesi.
"Lockdown ketat melebihi yang lain, ekonomi China jauh lebih kuat dibandingkan yang lain, sementara dunia susah payah mempertahankan keseimbangan," ujar Frederic Neumann, wakil kepala riset ekonomi Asia di HSBC minggu lalu.
Melihat pertumbuhan cepat dalam beberapa puluh tahun terakhir, banyak ahli ekonomi yang sudah memprediksi jika China akan mengambil alih posisi AS setelah tahun 2030.
Namun kemampuan China menangani pandemi telah mempercepat tren tersebut.
"Kemampuan menangani pandemi dan menumbuhkan pengaruh di Barat artinya kemampuan ekonomi relatif China telah meningkat," ujar para peneliti di Pusat Ekonomi dan Bisnis yang ditulis dalam laporan Desember.
Mereka kini memprediksi jika China akan mengambil alih AS lima tahun lebih cepat dari perkiraan awal.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR